Monday, November 17, 2014

APAKAH DAMPAKNYA SEANDAINYA .............. ?

                     MANDAILING DISEBUT BATAK/MELAYU-------TERIMA SAJA SEBAGAI SESUATU YANG SUDAH TERBIASA-------FAIT ACCOMPLI !

                     Mitos etnis Mandailing itu Batak mungkin berasal daripada Kesultanan-kesultanan Melayu di pesisir Sumatra Timur pada masa silam. Penduduknya termasuk orang Melayu menyebut Batak sekalian kelompok etnik yang mendiami pedalamannya.Etnik Mandailing yang juga mendiami pedalaman sekaligus terangkul ke dalam kategori Batak.Kelompok-kelompok etnik tersebut tidak tahu mereka telah di Batak kan !

                     Pegembara-pengembara yang singgah di Sumatra pada masa silam itu,misalnya Ibnu Batutah dan Marco Polo mungkin mengenali persepsi atau mitos yang amat mengelirukan ini lewat interaksi mereka dengan penduduk pesisiran di Kesultanan-kesultanan Melayu itu .Mungkin pula mitos ini diperkenalkan mereka di negeri-negeri di "atas angin".

                     Dalam zaman Hindia Belanda(Indonesia kini) mitos sekalian kelompok etnik menjadi orang Batak ini menjadi kebiasaan yang berleluasa dalam urusan-urusan administrasi seperti sensus populasi.Para missionaris Kristen turut memanfaatkan persepsi Batak merangkul sekaliannya dalam gerak Kristenisasi mereka di Sumatra.Memang terdapat pandangan yang lebih rasional sekalipun  di kalangan Belanda.Pegawai kolonial yang dihantar bertugas di Tapanuli pada th 1848, Dr. Junghuhn mengutarakan Mandailing bukan keturunan Batak ;marga -marga orang Mandailing tidak berlaku dalam masyarakat Batak.
                  Membatakkan Mandailing mencetuskan keributan besar di Gubernemen Oostkust van Sumatra (daerah kekuasaan Kolonial Belanda di Sumatra Timur -Sutan Mangalobihi .Sept 2013) pada awal abad ke-20.Dalam perlaksanaan sensus di wilayah itu Mandaiiling dimasukkan ke sub-etnik Batak.Dalam pada itu pihak Pengadilan Tinggi Belanda di Batavia(Jakarta) memutuskan Mandailing bukan Batak dan orang Batak,Angkola dan Mandailing yang mengaku diri mereka adalah Batak tidak boleh ditanam di Pemakaman Mandailing di Sungai Mati , Medan.Sebelumnya Kesultanan Melayu Deli telah membuat keputusan yang sama.Tetapi orang Batak masih terus mengatakan Mandailing masuk sub-etnik Batak.

                     Pada masa itu gerakan menegakkan bangsa Mandailing dan jangan "dengan moedah........menghapoeskannja dengan memasoekkan diri pada bangsa lain....." dipelopori alim-ulama,masyarakat ,ahli sejarah dan patriot Mandailing(Pewarta Deli,Medan.Dikutip Abdur-Razzaq Lubis.May 2012).Dapat diungkapkan demi perjuangan  mereka itu dan patriot -partiot Bangsa Mandailing yang lain di Sumatra,
Bangsa Mandailing dapat terus ditegakkan di wilayah kesatuan Mandailing di Kabupaten 
Mandailing-Natal(wilayah geografisnya dibatasi Kecamatan Angkola dan Padangbolak
di utara;Natal di Barat dan Kabupaten Pasaman di selatan;berbatasan dengan wilayah Barumun di timur - Sulaiman Nasution,Mandailing Malaysia.) Bahasanya dan sosio-budayanya dilestarikan.

                  Di Negara Malaysia ujud "diaspora" Mandailing di Selangor dan Perak terutama di Lembah Kinta.Sebahagian besar daripada mereka keturunan pengikut-pengikut Raja Asal dan Raja Bilah yang pindah ke "Kolang" .Mandailiing menderita kerusakan dan penjarahan kampung halaman  sewaktu berkecamuknya Perang Padri(1821-1837).Pemerasan ekonomi oleh kolonial Belanda menyebabkan sulit sekali menjalani hidup setelah perang berakhir.

                      Pada awal abad ke-20 orang Mandailing beserta etnik-etnik Nusantara yang lain berdatangan lagi untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Negeri Perak yang bertambah pesat.Kebanyakan daripada mereka melampan di Lembah Kinta yang merupakan daerah bertimah yang paling besar seantero dunia.
                     Pihak kolonial Inggeris mengklasifikasi imigran dari Nusantara di British Malaya , Mandailing dan etnik yang lain sebagai "foreign Malays/Batak Malays".Kesultanan Melayu menyebut mereka sebagai "Melayu dagang"atau "Melayu  Mandailing".Tetapi Mandailing masuk kategori "Melayu" dalam sensus 1901.Selanjutnya dalam sensus 1957 etnik Mandailing dan etnik yang datang dari Nusantara sekaliannya masuk kategori "Melayu".Tidak ada "keributan besar" seperti di Medan pada awal abad .

                     Tiada protes yang serius.Hanya protes pasif.Mereka diam-diam ""memasoekkan diri pada bangsa lain " untuk mengutip Mangaradja Ihoetan.

                     Apa boleh buat.Keadaan memaksa mereka berbuat begitu dan membaur saja dengan masyarakat setempat.Pengikut-pengikut Raja Asal dan Raja Bilah mengungsi ke Perak pada akhir Perang Kolang 1873.Raja Mahdi dan orang Mandailing,sekutu utamanya kalah teruk .Mereka dianggap tukang kacau dan pembelot.Sultan Abdul Samad mendekritkan mereka dihapuskan.Orang Cina dan Melayu dikerah meyediakan senjata dan peluru .Pedagang Cina ditegah menjual makanan kepada orang Mandailing.Tugas memburu dan menghapuskan atau menglikwidasi orang Mandailing terserah kepada putra Kedah menantu Sultan,Tengku Kudin.

                     Menghadapi situasi yang gawat dan kritis itu,Raja Asal dan para natora-natoras mensepakati secara kolektif-demokratis : " Di dalam huru-hara itu bermuafakatlah Raja Asal dan Raja bilah dan semua kaum kerabat.............tiadalah upaya diam di tempat itu (Selangor- Penulis) hingga makanan pun tidak dapat dibeli.Maka pindahlah mereka itu ke negeri Perak. "(Raja Haji Muhammad Ya'qub.1934.Pg 4..Abdur-Razzaq Lubis.RBAMP:1875-1911.  MBRAS.2003. Pg 235).

Hanafiah Kamalbahrin
Kajang Malaysia.

                   

                     

Thursday, November 13, 2014

BATAKKAH MANDAILING ?


                                                                                                                         
          SPEKULASI MENGENAI KATA-KATA "BATAK" & "MANDAILING "

                 Pada umumnya wilayah pedalaman Pulau Sumatra khususnya Sumatra Utara didiamii sejumlah golongan etnik seperti Toba ,Simalungan ,Dairi-Pakpak ,Karo dan Angkola.Mereka menganggap diri mereka Batak.Etnik Mandailing yang juga mendiami daerah pedalaman tidak menerima label Batak,malah menolaknya samasekali.Pada masa silam masyarakat di pedalaman Pulau Sumatra ini jarang berkontak dan berinteraksi dengan penduduk di pesisir yang kebanyakannya terdiri dari etnik Melayu.

                    Ada yang berpendapat penduduk di pesisir itu seperti orang Melayu mengenakan label atau stempel "Batak" pada penduduk di pedalaman.Semuanya adalah Batak termasuk orang Mandailing.Seperti juga keadaannya di Semenanjung Tanah Melayu.Semua penduduk etnik di pedalaman disebut "Sakai atau Jakun" tanpa memperhitungkan existensi berbagai-bagai etnik yang lain seperti Senoi,Negrito,Semang dan lain-lainnya.Pada hakekatnya semua penduduk di pedalaman itu tidak tahu akan label tersebut dan tidak pernah membahasakan diri mereka "Batak" ,"Jakun,Sakai"atau yang lain-lain sebagainya.Kata BATAK   membawa konotasi negatif dan menghina.Pada persepsi oranng Melayu Batak menunjuk kepada atribut kasar, jelek,taraf sosial yang rendah dan semua atribut ini tersimpul pada karakterisasi tak berperadaban - " rather uncivilised ."
                    Pengembara-pengembara yang singgah di wilayah Nusantara pada masa silam seperti  Marco,Ibnu Batutah dan kemudian Portugis menggunakan mitos etnik tersebut dalam catatan mereka.
Besar kemungkinannya istilah "Batak" diperkenalkan di Eropa lantaran catatan observasi pengembara-pengembara tersebut.Kemudian setelah kolonial Belanda menguasi Kesultanan-Kesultanan Melayu di pesisir timur Pulau Sumatra,mereka mengadoptasi persepsi penduduk Melayu terhadap etnik-etnik yang terdapat di pedalamannya dan dengan demikian meneruskan mitos etnik ini untuk beberapa lama  kemudiannya.

                    Pada waktu pemerintahan kolonial Belanda di Hindia-Belanda( Indonesia kini) sensus kependudukan dilaksanakan di wilayah Gubernemen Oostkust van Sumatra(Gubernemen Pesisir Timur Sumatra) pada awal abad ke-20.Nama Batak digunakan sebagai kategori dan Mandailing dimasukkan di bawahnya.(Tulisan Sutan Mangalobihi) .Dengan demikian nama Batak merupakan kategori yang mencakup semua kelompok etnik di Sumatra (kecuali Aceh,Minangkabau) .


                    Missionaris Eropa yang menggerakkan Kristenisasi di Sumatra ikut pula menggunakan nama Batak buat semua kelompok etnik di Sumatra Utara termasuk etnik Mandailing yang mendiami daerah yang berbatasan dengan Tanah Toba yang kebanyakan penduduknya masih berpegang pada kepercayaan tradisional yang disebut Parmalin.Justru mereka akan mudah dijadikan pemeluk Kristen dengan maksud menghambat penetrasi Agama Islam dari Aceh dan Ranah Minang.

                    Para missionaris yang aktif di Sumatra itu tidak memperdulikan samasekali pendapat Dr.Junghunn ,pegawai kolonial Belanda yang dihantar ke Tapanuli pada th 1848 .Dia mengutarakan Mandailing bukan keturunan Batak lantaran marga-marga Mandailing tidak ujud dalam masyarakat Batak.

                    Sehubungan dengan kata Batak yang sedang diperkatakan itu,rasanya harus pula disebut bahwa Tarombo Marga Nasution dan Tarombo Marga Lubis yang merentang ratusan tahun tidak menunjukkan pendiri-pendiri dua marga yang besar itu berketurunan Batak.Pendiri Marga Lubis yang tersebar luas di Kotanopan dan Tamiang ialah Silangkitang dan Sibaitang,kedua-duanya putra Namora Pande Bosi yang asalnya Sulawesi Selatan.Sementara itu sesuai tarombonya Marga Nasution didirikan oleh Si Baroar gelar Sutan Di Aru di Panyabungan Tonga Tonga .Marga ini menyebar dan menjadi raja di Mandailing Jae dan Mandailing Godang.

                    Seperti kata "Batak" yang kontroversial,demikian pula kata"Mandailing".Ada yang berteori etimologinya "manda" dan "ilang" yang lafalnya melebur menjadi "mandailing" dan ia membawa arti "orang yang kehilangan emak/ibu".Manda maksudnya ibu; ilang berarti hilang.Teori ini merumuskan bahwa bangsa Mandailing adalah suatu bangsa yang pernah kehilangan ibunya mengikut persepsi Minangkabau .Kata Mandailing terbit dari kata versi Minang "Mandahiliang." 

                     Ada pula teori yang ditampilkan oleh pribadi bernama Sutan Malobihi yang mengatakan bahwa orang Mandailing berasal dari willayah yang disebut sebagai " Mandala Kalingga" .Setelah menempuh proses perobahan lafalnya "Mandala Kalingga" menjadi "Mandala Holing" dan kini "Mandailing".Kitab yang mengatur ketertiban pelaksanaan adat di Mandailing pada masa lalu disebut     "Surat Tumbaga Kalingga"atau "Surat Tumbaga Holing."Selanjutnya dapat pula dipercayai existensi sebuah wilayah dan warganya yang dikenal sebagai Mandailing berdasarkan Tarombo Marga Nasution dan Tarombo Lubis.

                    Di mana lokasi geografisnya ? Mungkin sekali Luat Mandailing di Kecamatan Kotanopan,Mandailing-Natal(Madina). Marga Lubis merupakan marga yang pertama kali bermukim di Luat Mandailing.Marga Siregar tak dapat diidentifikasi dengan Luat Mandailing justru mereka bergeser dari sini dan bermukim di Luat Angkola.Dalam pada itu  orang Kalingga dan Raja mereka ,Rajendra Chola 1 pernah melancarkan razzia terhadap Kerajaan Sri Wijaya pada 1025 M. Pelabuhan-pelabuhan yang penting di kerajaan itu satu persatu jatuh ke tangan angkatan orang Tamil yang menyerang itu.Setelah melakukan penjarahan,mereka belayar pulang ke "Kalinga"( Paul Wheatly.S'pore 1964.Pages 87,88,92) di Pesisir India Selatan.


                    Bermain di benak bagaimana terkaitnya nama orang "Kalinga" di India Selatan itu dengan wilayah "Mandala Kalingga" yang dianggap sementara pihak sebagai Negeri Ibu bangsa Mandailing yang dapat pula diidentifikasi dengan Luat Mandailing.Menurut peneliti sejarah Mandailing ,Nama dan Bangsa Mandailing mungkin telah berexistensi lama sebelum th 1365.Pujangga Jawa ,Prapanca  membuat daftar nama-nama wilayah yang diperoleh Imperium Majapahit dalam expansi wilayahnya dalam kitab Nagarakrtagama.Nama Mandailing masuk catatan ( Slametmulyana 1979 / AR Lubis ) ; nama Batak tidak tercatat.Belum dikenal oleh umum Negeri dan Bangsa Batak di Pulau Jawa pada masa silam.

                    Dapat pula dikatakan nama/kata Madailing terdapat pula dalam masyarakat Minang pada zaman Kerajaan Pagaruyung pada abad 14 dahulu.Versi Minangnya " Mandahiliang ."


hanafiah kamalbahrin lubis
Kajang,Malaysia.
 

RESEPSI / WALIMAH PERNIKAHAN ARIF BUDAIMAN DAN HEZATUL AISHAH 10 MAI 2015.


PANDUAN UMUM UNTUK JURU ACARA/PENYIAR MENGENAI :
A . URUTAN ACARA.    B . BACKGROUND MUSIC:  1. Berunsur islami . 2 . Lunak dan jenis easy listening supaya tidak terganggu percakapan dan perbualan . 3. Western Classical. 4. Music / lagu-lagu etnik seperti  Cina,Melayu ,Korea dan Mandailing asal tidak kedengaran kasar,liar dan  " loud and deafening."

URUTAN ACARA.

12.00 TENGAH HARI.

Para tamu ke Sangkot Villa mulai berdatangan : 
Tindakan : memperdengarkan musik/lagu yang SANTAI  SANTUN  SESUAI .
                  Ucapan Selamat Datang ke Walimah /Perhelatan yang diadakan di Sangkot Villa,Sg Serai,Ululangat
                  hari ini mulai 12.00 tengah hari.
                  Walimah/ Perhelatan menyambut  pernikahan  ARIF BUDIMAN & HEZATUL AISHAH.
                  Para tamu - kaum-keluarga,teman-teman yang jauh mahupun yg dekat :
                  Tuanrumah gabungan yg terdiri dari Keluarga Pengantin Laki2  &  Keluarga Pengantin Perempuan
                  Mengucapkan :   SELAMAT DATANG  !  TERIMAKASIH SANGGUP MELUANGKAN WAKTU SINGGAH DI 
                                              SANGKOT VILLA .
                  Keluarga& Ayah mempelai laki2  mohon mengalu-alukan para tamu dengan ucapan / laungan :
                                             HORAS    HORAS    HORAS  !  !  !   ( BAHASA  HALAK  MANDAILING )

                                             ............................. ............    (  BAHASA MANDARIN )
                                             ..........................................    (  BAHASA  KOREA       )
                                             (  diulang-ulang oleh DJ BILAMANA  dipikirkan SESUAI )
                                             NB:  TINDAKAN PENYIAR/DJ DIULANGKAN SEPERLUNYA  SAMPAI WAKTU AZAN 
                                             SOLAT ZUHUR. DIHENTIKAN  PENGUMUMAM &
                                                                                            MUSIK/LAGU.

SELESAI AZAN/ SOLAT ZUHUR .

Tindakan : ( menjelang ketibaan Pengantin )
                  Pengumuman di atas diulangkan seperlunya dengan tambahan :
                  Memperkenalkan mempelai dan iringan mereka kepada para tamu  - sesingkat mungkin tetapi jelas
                  dan tidak bertali-tali.
                  Contoh : Pengantin laki2 : Encik Arif Budiman - anak yg pertama dari pasangan En Hanafiah Kamalbahrin Lubis dan Pûan Hjh Maznah Yahya . Lahir dan dibesarkan di Kajang.Kemudian merantau di Korea selama 6 tahun.Kini bertugas di sebuah kilang di Pasir Gudang di Johor Baru. Tetapi hatinya terpaut di Kajang atas sebab2 yang amat dirahasiakannya !
                                Cik Hezatul Aisyah nama pasangan En. Arif Budiman . Gadis rupawan ini putri En.Shahrom dan Puan Sharon Tan . Cik Hezatul Aisyah terlatih dalam bidang accountacy .Kini menjalankan business -on- line.Mengendalikan perusahaannya sendiri - Pendiri/ Founder TLASHOPPOHOLIC . Cik Hezatu Aisyah merupakan Independant Fashion Designer.

                                Selanjutnya:  Kedua-dua mempelai di bawa masuk .Kemudian duduk di tempat yg di atas pentas.

                                Keluarga terdekat ( Ayah - Bunda dll dan sahabat handai dipersilakan memberi tahniah dan  bersalaman dengan mempelai .
                                Selanjutnya : Mempelai turun ke Meja Santapan .Keluarga terdekat mempelai perempuan  ikut duduk bersama-sama. Dipersilakan  ke meja santapan :
                                                                     Puan Hjh Fatimah Hashimah Roose Tun Abd. Aziz
                                                                     Dato Hj Sharuddin Haron dan Istri Datin Hjh Rafeah Tun Abd Aziz
                                                                     Tuan Hj Kamarul Bahrin dan istri Puan Hjh Arfah Kamaruddin
                                                                     Datin Arbi Kamaruddin
                                                                     En. Othman Haji Ahmad.
                                              Dipersilakan keluarga mempelai perempuan ke meja santapan :
                                                                     -----------------------------------
                                                                     -----------------------------------
                                                                     -----------------------------------
                                                                     -----------------------------------
                                                                     -----------------------------------
                                Melafazkan Doa Selamat . Dipersilakan adik pengantin laki2, En. FUAD HUSNI melafazkan DOA.
                                SESUDAH ACARA DOA  :   MEMPELAI &  IRINGAN  DIPERSILAKAN SANTAP.

                                SELEPAS  SANTAPAN    :   DJ  MENGUMUMKAN     :  BABAK AKHIR : MEMOTONG WEDDING CAKE  & PHOTO SHOOT.
                                (  musik dan lagu  )

CLOSING REMARKS  :  ( kalau perlu/sesuai )

                                Sebelum bertemu jodoh dan sewaktu pencariannya ,perasaan resah-gelisah . 
                                Setelah bertemu dan dinikahkan dan dibayar maharnya / mas kawinnya , timbul rasa tenteram dan damai di dalam hati .
                                ALLAH SWT MENCETUSKAN  MAWADDAH DAN RAHMAH DI DALAM HATI KEDUA-DUANYA - CINTA DAN KASIH -SAYANG DALAM MEMBINA RUMAH-TANGGA ,BERANAK ,BERCUCU ,BERKETURUNAN MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBUAT BAIK  KEPADA AYAH-BUNDA DAN MENSYUKURI RAHMAT YANG DILIMPAHKAN KEPADA MEREKA.

                                       
            
                                Maksud  Q : S Ar- Rum : 21.      Dan setengah daripada tanda-tanda Kebesaran NYA bahwa  DIA  ciptakan untuk kamu dari dirimu sendiri akan istri-istri ,agar tenteramlah kamu kepadanya litaskunu ilaiha. Dan DIA jadikan di antara kamu cinta dan kasih -sayang  mawaddah dan rohmah.

                       ASSALAMUALAIKUM  WR...BR !










                 









                                                                             

Tuesday, November 11, 2014

MANDAILING BUKAN BATAK.

          Suatu persoalan masih belum terselesaikan dalam kesadaran orang Mandailing.Maka justru mereka mengalami krisis identitas.Di Indonesia mereka seringkali dikategorikan sebagai Batak saja atau Batak-Mandailing.Malah di sisi sini Selat Melaka terdapat pula persepsi yang demikian.Segelintir  akan tertanya-tanya: Mandailingkah aku atau Melayu/ Melayu-Batak ?

          Mujurlah kini mayoritas Mandailing - Muslim di Indonesia dan di Semenanjung Tanah Melayu juga samasekali menolak kategori Batak dan hal ini diakui sendiri oleh sementara sarjana Barat seperti Lance  Castles.Seorang lagi daripada kalangan mereka,Susan Rogers Siregar berpendapat adalah "misleading"  budaya etnik Mandailing dikelompokkan saja sebagai Batak serempak dengan etnik-etnik Toba,Karo, Dairi-Pakpak,Simalungun dan Angkola yang terdapat di Sumatra Utara.(Abdul-Razzaq Lubis 13 May 2012)
          Sebenarnya mulai tahun 1920-an di Sumatra Utara telah bangkit gerakan menolak label Batak yang ditempelkan pada bangsa Mandailing.Mereka terdiri daripada alim-ulama,patriot Mandailing dan  sejumlah sarjana peneliti sejarah Bangsa Mandailing.Mereka memprotes sekeras-kerasnya upaya menanam jenazah seorang Batak-Muslim di pemakaman Muslim di Sungaimati.Kasus ini dimajukan ke pengadilan.Ternyata Mahkamah Syariah Kesultanan Melayu Deli dan Pengadilan Tinggi Hindia-Belanda  di Batavia(Jakarta kini) membuat kesimpulan Bangsa Mandailing bukan Batak .Selanjutnya diputuskan orang Batak kendatipun  Muslim,Angkola dan Mandailing yang mengaku Batak tidak pantas dikuburkan di Pemakaman Mandailing tersebut.

          Ahli sejarah Mandailing yang terkenal,Mangaradja Ihoetan dalam tahun 1926 dengan tegas pula menyatakan bahwa bangsa Mandailing telah didirikan oleh nenek moyang kita dengan"djerih pajah" dan beliau berharap benar agar jangan "disia-siakan lagi kebangsaannja dengan moedah maoe menghapoeskannja dengan djalan memasoekkan diri pada bangsa lain....." (Pewarta Deli,Medan,1926;
dikutip Abdur-Razzaq Lubis tertgl 13 May 2012).

          Mutakhir ini Bpk Pangaduan Lubis,antropolog dan patriot Mandailing dengan tegas pula mengutarakan bangsa Mandailing tersendiri dan beda dengan etnik yang lain .(NST NUANCE  APRIL 18 2004).Seorang lagi peneliti sejarah Mandailing yang tak kurang bobotnya,Basyral Hamidy Harahap memberikan pendapat yang kontradik bahwa Mandailing keturunan Batak.(Ibid).  

          Seorang peneliti dari Malaysia,Abdur-Razzaq Lubis yang berstatus internasional dan yang telah menerbitkan studinya yang mendalam dan tuntas mengenai orang Mandailing di Perak dalam bukunya Raja Bilah And The Mandailings In Perak 1875-1911(barangkali magnum opus nya) menyuarakan dengan lantang: Orang Mandailing,Batak Tidak,Melayu Bukan(13 May 2012).


Oleh hanafiah kamalbahrin lubis
13 nov 2014
Kajang Malaysia.

Sunday, September 14, 2014

KAJANG HIGH SCHOOL,SELANGOR -------SCHOOL LOG 1919 - 1947.

13.6.1929. Visited the school to inspect during the Physical Training period.The work is well done but I regret to note that all teachers were wearing coats during the teaching of the lessons.

5.1.1930. This school is a new one and has just started functioning this year .The present enrolment is 402.

(Sd.) T.A. O'Sullivan,Headmaster.

3.11.1932. I pointed out to the Headmaster that in my opinion restriction of classes or numbers should,if possible,begin with the Secondary classes,as I consider that too big a proportion of our expenditure on education is going to Secondary English education.

(Sd.) C.G.Sollis,Inspector of Schools.

2.6.1937. Pandit Nehru was publicly welcomed in Kajang.Masters and boys were allowed to attend 11 to11.30 a.m.

(Sd.) J.B.Carr,Headmaster.

17.7.1937. Ninth Annual Sports.For the first time in its history the School used real hurdles - the Coronation gift of Towkay Low Ti Kok.

(Sd.) J.B.Carr,Headmaster.

14.9.1941. Major General Sturdes,C.G.S.,Australian Army and Major General Murray Lyon,G.O.C.,Northern Area,and a number of Staff Officers came to see the school which will be taken over by the Military in February.

(Sd.) O.G.Williams,Headmaster.

7.12.1941. Mr.Bloomfield rang up at 12.45 to say that the school must be evacuated by Monday morning.
11.12.1941.Commenced afternoon school at the Convent 1.15 to 5.30 p.m.

                                     THE OCCUPATION

1.2.2602(1942). The Kajang High School opens under the NEW ORDER with Mr.T.Mailvahanam as Headmaster.Name of the school has been changed to
TOA SEINEN GAKKO.

10.12.2602(1942) IKENOBU SAN and TSUBOCHI SAN the Nippon-jin sensei who have been attached to this school from July stopped teaching Nippon-go.

(Sd.) T.Mailvahanam,Headmaster.

                                    THE RE - OCCUPATION

27.9.1945. Re-opening of Kajang High School.

11.7.1946. Handed over to Major Waters.

(Sd.) T.Mailvahanam,Headmaster.

16.7.1946. Handed over to Mr.D.H.Christie.

(Sd.) Major Waters,Headmaster.

18.6.1947. Mr.E.H.Bromley assumed as Headmaster.

 Reproduced from :KHS MAGAZINE 25/57 - retyped.




                                          8

ON TURNING BACK THE PAGES OF THE KAJANG HIGH SCHOOL,SELANGOR.

The School Log(1919 -1945) which had been dumped for so long had resurfaced under fortuitous circumstances in the late 1950s.The Editor of the School Yearbook gave it airing in its 1959 Issue.Excerpts of the School Log are reproduced below to acquaint us with the opions, views and comments made by the colonial education authority on our school in its formative years in the early part of the 20th century :

The school was officially opened on 1st April 1919.
          
The enrolment is encouraging,the school is well-staffed and well-equipped,and, provided the teachers do their part,success seems to be assured.
                                                                                                                                 
(Sd.) David A.Bishop,Inspector of Schools.

3.9.1919.    Six new desks and chairs are required, also hat pegs.

(Sd.) David A.Bishop.

15.10.1920.Drawing here seems good.Larger staff is needed.

(Sd.) R.Windstedt,Director of Education.

22.6.1922.I am glad to see so many Malay boys at this school but some of them appear to have waited too long before entering an English school.

(Sd.) E.C.H.Wolff,Director of Education.

19.9.1923. At the recent Annual Sports which,were held on the Padang on July 28th I witnessed a display of silent massed drill which was most creditable.

6.11.1924. I noticed that Standard 11 was dismissed at 10.30 because the boys had all paid their school fees for the month.This practice must cease.

(Sd.) J.Bain,Inspector of Schools.

15.1.1926. The school is overcrowded - there are 389 pupils. I understand a site has been selected for a new school.

(Sd.) Shelly, Ag. Director of Education.

11.12.1926. Half-Yearly Report.Early in July,ABDUL AZIZ, an old boy,was taken on as a student teacher,but three months later was transfered to the DISTRICT OFFICE.

(Sd.) N.S.Buck, Headmaster.

11.12.1926. The Headmaster feels that he cannot hold himself responsible in case of any fatal accident caused by structural decay.

(Sd.) N.S.Buck, Headmaster.

1.6.1927. A schoolmaster's business is not finished when he has taught so many classes a day.His pupils should be able to learn something of real culture and manners from him.

(Sd.) T.A.O'Sullivan,Inspector of Schools.

25.5.1928. Medical Inspection of the girls in the school and conditions of health - two
cases of enlarged tonsils out of fourteen examined,six of dental caries requiring attention - three had no shoes on and  were advised to wear them.

(Sd.) E.A.Robertson,Lady Medical Officer School.

19.4.1929. Public holiday in honour of the Duke of Gloucester's visit.

(Sd.) Capt.B.Preedy,Headmaster.

                                            

                                               

IN RESTROSPECT

The first report ever made on the Kajang Government English School (subsequently Kajang High School) was written by Mr.David A.Bishop,the then Inspector of Schools who came for the Official Opening of the School on April 1 1919.The report was first published in the Kajang High School Yearbook 27/59 and the full text is reproduced below :

"Opening: The school was officially opened on April 1st,1919 (though open for enrolment and classification from March 17th) in the old Rest-house buildings which had been altered for the purpose.

Staff: Mr.J.David(Normal Certificated teacher) was appointed head-master and Mrs.David(Normal Certificated teacher), assistant.

The enrolment rose rapidly and it was necessary to appoint two additional assistant Masters - Messrs. Muncha  Singh and Hashim bin Ibrahim(1st Year Normal Students).

Standards: The school will be restricted in the meantime to the preparatory and Lower Elementary Divisions.A considerable number of boys from Kajang district attend Kuala Lumpur schools - in the higher divisions,but until the new school is firmly established and housed in proper school buildings it is deemed unwise to make any provision for such boys.

The enrolment is encouraging,the school is well-staffed and well-equipped and provided the teachers do their part,success seems to be assured.

                                                                                
David A.Bishop,Insp of Schools.
(re-typed)


                                                

Saturday, August 23, 2014

                              
   
                                                   
                                                        


                                             
                                                       
                                             KAJANG HIGH SCHOOL
                                                (  1919  -  1945  )
                                             
                                             



                                                               


                                                                      BY

                                      HJ. HANAFIAH KAMALBAHRIN LUBIS
                                                    @KAMAR IBRAHIM
                                                   ( KHS CLASS 1956) 

                                                            



                                                         




                                                   AUGUST 31 2014
      
      

HORAS ! SEPUTAR DAN BERPUTAR-PUTAR DI JALAN RAJA ALANG,KAJANG,SEL.

YBERPUTAR-BERPUTAR DI DUA BATANG JALAN YANG SAMA-SAMA DINAMAI JALAN RAJA ALANG

(I)
Sejauh yang dapat dipastikan di Daerah Hulu Langat, Selangor D.E dan Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur terdapat dua batang jalan yang dinamai Jalan Raja Alang/Allang dengan maksud mengekalkan nama dan memori pemuka komunitas Mandailing di Kajang, Raja Alang bin Raja Brayun (Borayun?), hartawan dan dermawan yang terkemuka di Daerah Hulu Langat dan Kuala Lumpur sekitar pertengahan abad ke-20.

(II)
Mujurlah memori Raja Alang di Kuala Lumpur masih dihormati dan nama jalan yang mendukung namanya semenjak 1950-an masih ujud. Sebaliknya nama Jalan Raja Alang di Pekan Kajang kini dihapuskan. Ditempelkan nama Cempaka Putih pada jalan yang telah ujud puluhan tahun itu. Barangkali bunga yang semerbak harum itu menyebar di Kajang dan merupakan kebanggaan warga setempat di samping sate Kajang yang terkenal itu. Andai demikianlah adanya, tepatlah tindakan menghapuskan nama Raja Alang dengan sewenang-wenang daripada peta Bandar Kajang. Tanpa disadari pula turut hapus, sirna dan dipurukkan sekelumit riwayat masyarakat atau kumunitas Mandailing yang erat pertaliannya dengan Bandar Kajang.

(III)
Sewaktu Perang Padri (1816-1833) berkecamuk di Sumatra, angkatan Minangkabau menyerbu Mandailing-Natal, kampung halaman bangsa Mandailing. Di mana-mana saja berlaku penjarahan dan kerusakan harta benda. Pihak kolonial Belanda melancarkan pula sistem eksploitasi ekonomi yang menyebabkan rakyat lebih melarat, sengsara dan miskin-papa.

Lantaran situasi yang tidak lagi dapat menjamin kelangsungan hidup, mereka terpaksa pindah secara besar-besaran ke Malaysia Barat kini atau Selangor khususnya yang disebut mereka sebagai "Kolang". Perpindahan massal mereka itu dalam abad 19 merupakan pola migrasi yang mendekati proporsi exodus.

Orang Mandailing yang sampai di Selangor (Kolang) mendirikan pemukiman , "mamungka huta", mengikut istilah mereka di pedalaman negeri Selangor. Bahagian pesisirnya, yang telah didiami oleh etnik Nusantara yang lain, sedapat-dapatnya dihindari. Perbukitan dan lembah yang menghijau, cuaca yang sejuk menyegarkan seperti di Luat Mandailing, keadaaan yang aman di pedalaman merupakan salah satu faktor yang menarik mereka tinggal di tempat yang jauh dari pesisir. Salah satu pemukiman keturunan suku Mandailing di pedalaman terdapat seputar Kajang.  Pemukiman ini tekenal dengan nama Sg Kantan yang mungkin berupa kependekan  Pakantan,suatu huta Mandailing hampir Kotanopan di Mandailing Julu dan yang warganya mayoritas Marga Lubis. Dulu "Recko " merupkan satu lagi pemukimannya Mandailing seputar Kajang (kini Reko) .Raja Borayun ,Pendiri Kajang,pada suatu waktu,pernah menjadikan   "Recko"basis ataupun bentengnya di pinggir Batang/Sungai Langat.Di sini telah bermukim  warga imigran Mandailing yang substansial sekitar pertengahan abad 19 dahulu.

Di Daerah Hulu Langat, yang terletak di pedalaman Negeri Selangor,terdapat kesatuan masyarakat atau komunitas turunan Mandailing di lokasi  yang lain seperti Batu 14, Jalan Cheras, Kajang, Kampung Bukit (sekitar Stesen Kereta Api yang lama dan Sun Cinema; kedua-duanya tidak ujud lagi) dan "Recko". Terdapat pula keturunan Mandaling di Sg. Lalang, Semenyih dan Beranang yang mungkin dibuka oleh Raja Bernang, pembesar masyarakat Mandailing di Ampang.

(IV)
Pada umumnya turunan Mandailing marga Nasution dan Lubis tinggal di seputar Bandar Kajang, di samping marga Harahap dan Siregar (*Serigar). Masyarakat Mandailing itu dipimpin oleh Raja Borayun putera Mangaraja Tinating ,marga Nasution ,asal Pidoli Lombang, Mandailing Julu. Salah seorang cucu-cicitnya, Raja Ayub putra Raja Harun putra Raja Hidayat putera Raja Borayun menetap di rumah pusaka yang dibina Raja Harun di Lot 6747, Batu 14, Jalan Cheras, 43000 Kajang. Pusara Encik Nyonya Cantik, isteri Raja Borayun,ompung godang Raja Ayub,terdapat di Perkuburan Islam, Batu 14, Kajang.

(V)
Seperti dicatat sebelumnya, Raja Borayun merupakan namora atau raja Mandailing yang menjadi pimpinan komunitas Mandailing di Kajang dalam abad 19. Beliau dianugerahi gelar Tengku Panglima Besar oleh Sultan Abdul Samad yang mulai bersemayam di atas takhta Selangor pada tahun 1857.Raja Mandailing ini, turunan Mangaraja Saoloon Pidoli Lombang , merupakan pemain yang cukup penting di atas panggung politik Negeri Selangor dalam abad 19.

Besar kemungkinan, Raja Borayun sudah menetap di Kolang/Selangor sebelum Sutan Puasa (Sutan Na Poso) sampai di Kolang dari Tobang, Mandailing Julu kira-kira dalam tahun 1830-an. Kemungkinan juga seorang tokoh Mandailing yang lain, Ja Marabun Rangkuti (Bendahara Raja gelar Melayunya) mendampinginya dalam perjalanan ke Kolang. Bendahara Raja ternyata pertama kali menetap di Selangor sewaktu Sultan Muhammad bersemayam (1826-1857) (A.R. Lubis)

Menjelang tahun 1848, Raja Borayun berhasil menjalin hubungan yang rapat dengan pembesar-pembesar Bugis yang berpengaruh di istana Selangor. Dalam pada itu beliau berhasil menggalang angkatan hulu-balangnya yang merupakan kesatuan kombatan yang kuat. Menyadari posisinya yang bertambah kuat itu, pada tahun 1848 Raja Borayun menyerang Sg. Ujong (Seremban) sebab Dato Klana Sendeng tidak membayar "duit nyawa" (blood money) sejumlah $400 atas terbunuhnya seorang anak buahnya. Tentu saja masuk akal serangan itu diatur dan dilancarkan dari "Recko", pangkalan dan pemukiman Mandailing di Selatan Kajang yang tidak jauh dari Seremban.

(VI)
Kuasa dan wibawa Raja Borayun makin terkonsolidasi setelah beliau berhasil memukul mundur angkatan yang bakal menyerangnya di "Recko" tanpa tempur berkuah darah. Awalnya Raja Borayun dimurkai Sultan Muhammad sebab menjalin persahabatan yang akrab dengan Abdul Samad, keponakan dan menantu Sultan. Lantaran tidak menghiraukan kemurkaan Sultan, beliau menghadapi serangan angkatan Istana Selangor yang kiranya akan menghabisinya sama sekali.

Angkatan istana sejumlah 500 buah perahu digalang di Kajang. Raja Borayun yang berada di "Recko" akan diserang dari sungai. Mujurlah Strategi Raja Borayun berhasil mematahkan serangan yang berbahaya dan mematikan itu.Kombatan Mandailing yang heroik sejumlah 300 orang menebang pohon kayu dan merintangkannya di tengah sungai. Apabila perahu yang membawa angkatan penyerang terbentur di tengah sungai, mereka akan diamuki dan dibantai semuanya. Menyadari peristiwa pembantaian berkuah darah yang bakal menimpa, para penyerang puntang-panting mendayung perahu kembali ke Kajang.

(VII)
Setelah peristiwa serangan yang meleset itu, kuasa, pengaruh dan wibawa Raja Borayun meningkat terus. Hal ini terbukti sewaktu Sultan Muhammad sedang gering.Raja Borayun bertindak dengan cepat dan tegas mengatasi soal suksesi tahta Negeri Selangor. Beliau dan Tuanku Panglima Raja, yang dikenali juga sebagai Raja Berkat Rhio, berziarah kepada Sultan. Di sisi pembaringan baginda, diminum mereka "ayer sumpah" dan dilantik Abdul Samad ,sahabat akrab Raja Borayun untuk bersemayam di tahta (menurut Prof. Emeritus Khoo Kay Kim, keturunan Sultan Abdul Samad masih bersemayam sampai kini semenjak tahun 1857 - NST/Heritage: 30/06/2003)

(VIII)
Apabila Perang Selangor/"Kolang" (1867-1873) berakhir,gabungan angkatan Raja Mahadi  dan raja raja Mandailing seperti Raja Asal, Raja Bilah, Sutan Puasa diusir dari Selangor atas perintah Sultan Abdul Samad yang mendapat bantuan padu daripada golongan feodalis Melayu,kapitalis Cina  dan  imperialis Inggeris yang menjadi dalang. Orang Mandailing dianggap persona non grata di Selangor. Mereka mesti dihapuskan atau dilikwidasi dan harta benda mereka disita. Tugas itu diserahkan kepada Tengku Kudin, putera raja dari Kedah yang mendapat bantuan daripada pihak yang akhirnya memusuhi orang Mandailing seperti orang Melayu Kedah, orang Melayu Pahang, orang Minangkabau dan Yap Ah Loy.

Orang Mandailing mengungsi lagi seperti waktu Perang Padri di Sumatra dahulu. Mereka menjadi orang buruan di Selangor dan berkemungkinan berdepan dengan bahaya genosida . Justru, mereka "went underground". Identitas etnik mereka seperti nama sebagai orang Mandailing, nama marga, simbol yang amat penting buat mereka dan bahasa dipendam sebab takut dicap sebagai "orang dagang" yang sekaligus musuh.

(IX)
Tidak tahu pasti apakah Raja Borayun ikut dipandang serong oleh bangsawan Selangor ataupun tidak. Tentunya beliau ikut terlibat, seperti "namora" yang lain, dalam Perang Selangor. Tetapi Sultan Abdul Samad ternyata masih menyimpan perasaan silaturahmi terhadap Raja Borayun. Beliau meninggal dunia barangkali setelah perang berakhir dan pada mulanya dimakamkan di Bukit Malawati.Kemudian makamnya dipindahkan ke Jugra.

Raja Borayun meninggalkan seorang putera, Raja Alang yang menetap di Kajang sebelum pindah mendirikan kediaman baru di Jalan Raja Laut, Kuala Lumpur. Beliau dianugerahi tanah yang luas di Kuala Langat dan Hulu Langat oleh Sultan Abdul Samad sebagai mengenang jasa Raja Brayun, ayahandanya (UM S2 07/04/2012). Dengan demikian beliau menjadi orang Mandailing/Melayu yang terkaya seantero Selangor pada waktu itu. Menurut suatu sumber, beliau bertindak sebagai wakil baginda Sultan di Hulu Langat.

Raja Allang mengusahakan tanahnya, terutama yang di Balakong, Cheras, menjadi perkebunan getah yang luas, Raja Alang Estate namanya. Mangkuk getahnya terbuat daripada porselin putih yang bahagian luarnya dicap nama perkebunan yang amat terkenal di Kajang itu. Puluhan karyawan perkebunan itu terdiri daripada berbagai-bagai golongan etnik.

Sebagai dermawan Mandailing yang kuat-taat memegang agama Islam, Raja Allang sering bersadakah dan mewakafkan tanah untuk mesjid seperti yang dilakukannya di Beranang. Mesjid Raja Allang yang dibinanya itu masih berdiri teguh, aseli dan hebat.

Seperti Raja Hj. Muhammad Ya'qub putera Raja Bilah, namora Mandailing di Perak, Raja Allang memberikan perhatian yang besar terhadap riwayat orang Mandailing di belah sini Selat Melaka. Beliau pernah diwawancarai oleh J.C. Pasqual, sejarawan alternatif, yang banyak mencatat mengenai hal-ihwal orang Mandailing di Selangor. Dalam wawancara itu, Raja Allang memberikan input yang banyak mengenai keterlibatan orang Mandailing dalam Perang Rao (1848) di Pahang dan rangkaian peristiwa seputar soal suksesi tahta di Selangor pada tahun 1857.

(X)
Orang Mandailing di "Kolang" dan di perantauan amat sadar akan kepentingan pendidikan semenjak Willem Iskandar (1840-1876) pejuang pendidikan mereka mendirikan sekolah di Mandailing - Natal. Demikian juga Raja Allang sebagai namora berasa bertanggungjawab pula membantu usaha mendirikan sekolah buat anak-anak masyarakat setempat di Kajang. Maka beliau bersama-sama tokoh-tokoh yang berpengaruh seperti Towke Ng Bow Tai dan Tauke Low Ti Kok dan yang lain-lain meminta pihak Inggeris mengadakan sebuah sekolah berbahasa Inggeris di Kajang. Sebagai hasil usaha mereka itu berdirilah Kajang Government English School yang biasa-biasa saja tanggal 1 April 1919. Sekolah ini bertukar menjadi Kajang High School - kini Sekolah Menengah Tinggi Kajang.

Mengikut catatan yang dibuat oleh E.C.H Wolff, Director of Education, FMS, pada tahun 1922 dalam School Log antara murid-murid Kajang Government English School adalah "so many Malay boys". Raja Muhammad, putera Raja Allang pasti tergolong dalam kelompok murid Melayu itu. Selepas berhenti sekolah, Kajang High School mengangkat beliau menjadi Patron Raja Muhammad House. Beliau pernah pula diangkat oleh Sultan sebagai Engku Orang Kaya Maha Bijaya Kuala Lumpur.

Perlu disebut bahwa alumni sekolah tersebut telah memainkan peran yang penting sebagai pegawai-pegawai tinggi Negara Malaya dan sebagai sarjana. Seorang alumnus, Abdul Aziz bin Abdul Majid, marga Lubis dan ayahnya berasal dari Tamiang, Mandailing Julu merupakan pegawai tinggi negara yang efisien dan berpengalaman luas. Beliau dilantik sebagai Setiausaha Tetap, Jabatan Perdana Menteri yang pertama sesudah Malaysia mencapai kemerdekaan.

Seorang akademisi dari Kajang High School yang mempunyai status internasional ialah Prof. Emeritus Dr. Abdul Latif, marga Harahap. Mikrobiolog ini melakukan riset untuk menghasilkan vaksin New Castle Disease dan Avian Flu. Risetnya mengenai Avian Flu meraih anugerah Brohult Award dari negara Swedia/Sweden. Pernah pula menjadi Professor Tamu di Massachusettes Institute of Technology (2000-2002).

Sebagai penutup, setelah berputar-putar di kedua batang jalan yang disebut di atas, dengan ini disarankan dengan sesungguhnya ditatahkan nama Raja Alang kembali pada sebatang jalan yang "hilang" lantaran kurangnya rasa sejarah setempat. Kini Jalan Raja Allang yang bakal dihidupkan kembali itu sewajarnya merentang dari Jalan Timur ke simpangnya di Jalan Semenyih dengan melewati Bangunan Majelis Perbandaran Kajang dan Kompleks Mahkamah Kajang, sesuai dengan martabat dan pamor tokoh Mandailing / Melayu Kajang itu. Alangkah baiknya mendapat bantuan pula dari Halaq Mandailing Malaysia dalam usaha ke arah maksud ini.


Haji Hanafiah Kamal Bahrin Lubis
KHS CLASS 1956
Narasumber pertama dan utama
Abdur-Razzaq Lubis &
Khoo Salma Nasution - Raja Bilah and the Mandailings in Perak: 1875-1911 MBRAS 2003

Abdur-Razzaq Lubis - HORAS MANDAILING WEBSITE


Narasumber yang lain
Utusan Malaysia S2 07/04/2012
dan lain-lain

DEDICATION

                   Writing about the Past Tense of our Alma Mater,the good old Kajang High School,Sekolah Menengah Tinggi Kebangsaan Kajang is something I have always wanted to do - for kicks ! But the idea has remained in the back burner too.However, at this moment in time,I manage to muster enough energy ,fire my brain and put myself in writing mode.           

                  Some of us may say that writing about the past is an exercise in futility.The past is dead and best remained buried.It has no intrinsic value.It may be so.But it is not  necessarily so.Our Alma Mater,surely,has its own past too.Everything in existence has a   past from which the present comes into being.

                  To my mind the school's past,events big and small,significant or not,its anecdotes even minutae should as far as possible be salvaged and put on record for  future alumni and alumnae.On reading it,they might find something to smile,to feel amused about or even dismiss it with unappreciative and derisive comments.Or they don't give a damn !

                  Be that as it may, in all humility I dedicate the compilation entitled LONG LONG AGO IN KAJANG HIGH SCHOOL to the memory of the late Mr.Ng Seow Buck,
Head Master(1923 - 27).This was a man ! As a Head Master,he was dignified,dynamic, indefatigable and exuding aura and aplomb.In the early years of the 20th Century,long before the millennium,he played many parts in nursing,nurturing and charting the  future of the fledgling infant known as the Kajang Government English School,the antecedent of the Kajang High School and which had produced many of Malaysia's well-known administrators and politicians.And the late N.S.Buck's effort toward the establishment of the Kajang High School was in no small measure. As a matter of fact he was one of the Founding Fathers.

                  As a gesture of respect and gratitude for his noble effort and to perpetuate his name,the Kajang High School authority then made him House Patron of Buck House(House Number's last digit is 0 or 9/Color- Yellow ) .


                            LABOR OMNIA VINCIT !

IN APPRECIATION

                                      IN APPRECIATION

              My special thanks are due to my daughter and son:
                              ARIF BUDIMAN AND YASMIN NADIRAH
              
They have contributed their time,energy and most of all their computer competency toward realising their father's petty and frivolous pursuit of publishing,in miniscule scale, the stories of Kajang High School,our Alma Mater in yesteryears in a compilation entitled : LONG LONG AGO IN KAJANG HIGH SCHOOL.
           
 Perhaps out of filial consideration or may be pity over their father's woeful lack of computer - savviness,they have patiently and ungrudgingly,in their spare time,
keyed -in bits and pieces of inputs into the computer,scanned relevant photos,printed copies of the manuscript for proof-reading and editing etc.In short,they were deeply involved in every step of the way pre-publication.
             
 Last but not least,I wish to put on record (to cast in stone?) my debt of gratitude to Christopher Pelly and Chandran T,my two long-time friends.We were once class-mates all through our years in the Kajang High School.
             
 An important and a prominent personage of the local Catholic Church and Community,Christopher Pelly has loaned me his private collection of the past editions of the Kajang High Yearbook which,admittedly,were a mine of information.
             
 Chandran T has written pieces,incognito,for the KHS CLASS 1956 CELEBRATORY SOUVENIR PUBLICATION and in which are embedded valuable resources.Needless to say,they suit my purpose to the hilt and I have unashamedly accessed and capitalised on them.
              
To the both of them,I would like to say: Friends are forever - just like diamonds!
                                                                                      


                                           CONTENTS

                                                                                  PAGE/S

              1. THE FOUNDING FATHERS.                             3

              2. DEDICATION.                                                 4

              3. IN APPRECIATION.                                         5

              4. IN RETROSPECT.                                            6

              5. ON TURNING BACK THE PAGES.                     7&8

              6. CHAPTER  1.                                                   9-24

              7. CHAPTER  2.                                                   35-35

              8. CHAPTER  3.                                                   36-43

              9. APPENDIX.                                                      44-52

APPENDIX



                        1. HEAD MASTERS.                   PG 45

                        2. SCHOOL CAPTAINS.                  46

                        3. THE HOUSE WHERE.......           47
                            KHS BOY SCOUT

                        4. STANDARD V A.                        48

                        5. HORAS.                                    49

                        6. REUNION.                                            50

                        7. V. PATHMANATHAN.                   52

Monday, July 14, 2014

SUTAN PUASA ke SUTAN MANGATAS/HAJI JAAFAR SUTAN,NEK BEDAH DAN BATIAH.

Y24                               SUTAN NAPOSO/SUTAN PUASA DAN KELUARGA 
                          SUTAN  MANGATAS/HAJI JAAFAR SUTAN.

          Boru(anak yang perempuan) Sutan Mangatas,almarhumah Batiah /Rakibah yang fotonya bersama boru yang lain pernah dipasang di internet acapkali dikatakan secara umum saja bahwa beliau bertalian darah dengan SUTAN PUASA,Tokoh halak Mandailing yang amat kaya di Kuala Lumpur sekitar pertengahan abad  19 yang silam (A.R.Lubis - RBMP. Pg19) dan yang merupakan Pendiri Kuala Lumpur.Bersama dengan Raja Asal,Pemimpin Besar Halak Mandailing di sisi sini Selat Melaka,mereka memimpin barisan tempur Halak Mandailing dalam Porang Kolang/ Perang Kelang(1867-1873) untuk mempertahankan /menyelamatkan pertambangan timah(lombong bijih timah) mereka di daerah Ampang,Kelang dan lain-lainnya di Selangor.

            Sutan Puasa(menurut lafal Melayu)/Sutan Naposo berimigrasi ke Semenanjung pada sekitar th 1830. Marganya Lubis asal Tobang,sebuah huta Mandailing di perbatasan Kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Muarasipongi ,Mandailing Julu di Kabupaten Madina(Mandailing-Natal),Sumatra Utara.

           Menurut Tarombo di Tobang,Sutan Naposo/Puasa itu anak Raja Iro Koling anak Sutan Naga anak Jamalintang Garang anak Sutan Naga Marunding anak Namora Sende Tua Lubis asal Mananusan(A.R.Lubis - RBMP. Pg 235)

           Sutan Naposo/Puasa anak Raja Iro Koling mempunyai seorang abang,Sutan Sinomba(yang tertua) dan seorang saudara perempuan,Hajjah Halimah.(Taromba Abdul Wahid Hj.Jaafar Sutan(fotokopi) 1947.Korespondensi Norhayati Salleh 24 Feb 2011).Anak Sutan Sinomba,Sutan Mangatas itu merupakan "anak saudara kepada Sutan Puasa"(Norhayati Salleh.Sila lihat juga A.R.Lubis Pg 129 in RBMP).Justru tidak punya anak,Sutan Mangatas dianggap oleh Sutan Puasa sebagai anaknya sendiri yang disapanya sebagai "Si Atas "( A.R.Lubis Pg 194)

           Ternyata Sutan Mangatas merupakan salah seorang halak Mandailing yang kaya
pula di Kuala Lumpur.Beliau menikah dengan Bedah /Zabedah binti Hussain/Hj Husin asal Dusun Tua,Hulu Langat(A.R.Lubis.Pg 195) dan mendapat 1 0 orang anak laki laki dan perempuan; salah seorang dari tiga anak perempuannya bernama Batiah atau Rakibah(Haji Abdul Wahid 1947.Norhayati Salleh 24 Feb 2011).Sekalian anak Sutan  Mangatas itu merupakan cucu pula vis -a- vis Sutan Puasa/Naposo.Tiga daripadanya perempuan : 1. Sariah 2. Batiah/Rakibah 3. Salmah.

           Anak Sutan Mangatas yang laki laki : 1. Uthman 2. Abdullah 3. Ariffin 4. Abu Bakar 5. Arif 6. Ishak 7. Khairudin.(Abdul Wahid 1947).

           Setelah berhaji Sutan Mangatas dikenal dengan nama Haji Jaafar Sutan(A.R.Lubis - RBMP Pg 194).Selayaknya seorang yang kaya,beliau membina kediaman di kawasan elite halak Mandailing seputar Chow Kit Road,Kuala Lumpur(kini) beralamat No 41 Chow Kit Road.Kediaman ini dibinanya pada tahun 1926(Norhayati Salleh. Korespondensi 24 Feb 2011).Beberapa generasi telah tinggal di "Bagas Godang"Sutan  Mangatas ini sampai beberapa tahun yang lalu bilamana ia diangkat menjadi Rumah Warisan.
Salah seorang yang terakhir tinggal di rumah pusaka yang diwariskan oleh Sutan Mangatas ialah cucunya ,Normah Majawali  yang kini seusia 82 tahun dan menetap di rumah anaknya,Norhayati Salleh di Putra Jaya.

            Maka Batiah/Rakibah (almarhumah) boru  ni  Hj Jaafar Sutan@ Sutan Mangatas anak Sutan Sinomba yang bersaudara dengan Sutan Puasa yang terkenal itu,adalah cucu vis-a-vis Pendiri Kuala Lumpur dan salah seorang pemimpin halak Mandailing pada Peristiwa Porang Kolang.Batiah mendapat pendidikan Inggeris dan pernah bertugas di Malayan Railway Kuala Lumpur sebelum bersara pada awal Zaman Kemerdekaan.Wafat Desember 2006.

Penjelasan singkatan yang digunakan:

1. A.R.Lubis/Abdur-Razzaq Lubis.
2. RBMP/ Raja Bilah And The Mandailings In Perak:
    1875 - 1911 
    Abdur-Razzaq Lubis & Khoo Salma Nasution  2003 MBRAS.

 Postscript:       
 
 Pernikahan Sutan Mangatas dengan Zabedah binti Hj Hussain asal Dusun Tua,Hulu  Langat,Selangor amat historis justru mempererat lagi hubungan silaturahmi dan setiakawan yang terpadu antara Marga Nasution asal Maga dan Marga Lubis asal Tobang sewaktu berlaku Perang Kolang .Pada perang tersebut halak ni hita dipukul teruk oleh gabungan Orang Melayu Kedah,Orang Melayu Pahang,Orang Minang dan Yap Ah Loy beserta para pengikutnya,orang Hakka Fei Chew(A.R.Lubis Pg 21).

  Apabila halak ni hita dikalahkan di Selangor,Raja Asal,Raja Bilah serta para pengikut undur ke Perak untuk memulai hidup baru yang ternyata lebih membahagiakan.Raja Bilah automatis menjadi Namora setelah Raja Asal pamannya itu wafat.Kemudian diangkat pula dia sebagai Penghulu di Papan.Saudaranya Raja Hj Abdul Rahman ikut pindah dari Maga dan menetap di Chemor,Perak.Beliau dianggap oleh halak ni hita di Perak sebagai Namora Chemor.

Namora Chemor ini punya beberapa orang boru@atau anak perempuan dan seorang bernama Raja Maimunah(kesayangan Sutan Puasa) menikah dengan Sutan Mangatas anak Sutan Sinomba anak Raja Iro Koling.Sama Raja Maimunah,Sutan Mangatas mendapat 3 orang anak: Abdul Wahid; Adam dan Abdulmutalib.

Sutan Mangatas menikah pula dengan Zabedah Binti Hj Hussain setelah bercerai dengan Raja Maimunah dan memperoleh 10 anak laki laki dan perempuan.Pernikahan Sutan Mangatas dan Zabedah mempererat hubungan Marga Nasution di Perak dan Marga Lubis@koum ni Sutan Puasa/Naposo di Selangor terutama di Dusun Tua dan Ulu Langat.

Seterusnya jalinan dan hubungan silaturahmi antara dua marga besar ini dipatrikan lagi dengan pernikahan Abdul Wahid,anak Sutan Mangatas dengan Raja Maimunah(mantan istri)dengan Umi Kalsom anak perempuan Raja Hafifah yang merupakan adik/kakak Raja Maimunah ! Dengan demikian bertambah mendalam lagi kekerabatan keluarga Raja Bilah dan Sutan Puasa/Naposo .

Abdul Wahid terus memperteguh hubungan silaturahmi dan kekerabatan Lubis di Dusun Tua(Selangor) dengan Nasution(Perak) apabila beliau menikah dengan Zaleha anak perempuan Larang dan mendapat beberapa orang anak.

Larang adalah anak Hajjah Halimah kakak Sutan Puasa/Naposo adik Sutan Sinomba anak Raja Iro Koling dari Tobang,Mandailing Julu.(Tarombo oleh Abdul Wahid 1947/fotokopi.1947)

                              HORAS  HORAS  HORAS  ! ! !

,