Monday, November 17, 2014

APAKAH DAMPAKNYA SEANDAINYA .............. ?

                     MANDAILING DISEBUT BATAK/MELAYU-------TERIMA SAJA SEBAGAI SESUATU YANG SUDAH TERBIASA-------FAIT ACCOMPLI !

                     Mitos etnis Mandailing itu Batak mungkin berasal daripada Kesultanan-kesultanan Melayu di pesisir Sumatra Timur pada masa silam. Penduduknya termasuk orang Melayu menyebut Batak sekalian kelompok etnik yang mendiami pedalamannya.Etnik Mandailing yang juga mendiami pedalaman sekaligus terangkul ke dalam kategori Batak.Kelompok-kelompok etnik tersebut tidak tahu mereka telah di Batak kan !

                     Pegembara-pengembara yang singgah di Sumatra pada masa silam itu,misalnya Ibnu Batutah dan Marco Polo mungkin mengenali persepsi atau mitos yang amat mengelirukan ini lewat interaksi mereka dengan penduduk pesisiran di Kesultanan-kesultanan Melayu itu .Mungkin pula mitos ini diperkenalkan mereka di negeri-negeri di "atas angin".

                     Dalam zaman Hindia Belanda(Indonesia kini) mitos sekalian kelompok etnik menjadi orang Batak ini menjadi kebiasaan yang berleluasa dalam urusan-urusan administrasi seperti sensus populasi.Para missionaris Kristen turut memanfaatkan persepsi Batak merangkul sekaliannya dalam gerak Kristenisasi mereka di Sumatra.Memang terdapat pandangan yang lebih rasional sekalipun  di kalangan Belanda.Pegawai kolonial yang dihantar bertugas di Tapanuli pada th 1848, Dr. Junghuhn mengutarakan Mandailing bukan keturunan Batak ;marga -marga orang Mandailing tidak berlaku dalam masyarakat Batak.
                  Membatakkan Mandailing mencetuskan keributan besar di Gubernemen Oostkust van Sumatra (daerah kekuasaan Kolonial Belanda di Sumatra Timur -Sutan Mangalobihi .Sept 2013) pada awal abad ke-20.Dalam perlaksanaan sensus di wilayah itu Mandaiiling dimasukkan ke sub-etnik Batak.Dalam pada itu pihak Pengadilan Tinggi Belanda di Batavia(Jakarta) memutuskan Mandailing bukan Batak dan orang Batak,Angkola dan Mandailing yang mengaku diri mereka adalah Batak tidak boleh ditanam di Pemakaman Mandailing di Sungai Mati , Medan.Sebelumnya Kesultanan Melayu Deli telah membuat keputusan yang sama.Tetapi orang Batak masih terus mengatakan Mandailing masuk sub-etnik Batak.

                     Pada masa itu gerakan menegakkan bangsa Mandailing dan jangan "dengan moedah........menghapoeskannja dengan memasoekkan diri pada bangsa lain....." dipelopori alim-ulama,masyarakat ,ahli sejarah dan patriot Mandailing(Pewarta Deli,Medan.Dikutip Abdur-Razzaq Lubis.May 2012).Dapat diungkapkan demi perjuangan  mereka itu dan patriot -partiot Bangsa Mandailing yang lain di Sumatra,
Bangsa Mandailing dapat terus ditegakkan di wilayah kesatuan Mandailing di Kabupaten 
Mandailing-Natal(wilayah geografisnya dibatasi Kecamatan Angkola dan Padangbolak
di utara;Natal di Barat dan Kabupaten Pasaman di selatan;berbatasan dengan wilayah Barumun di timur - Sulaiman Nasution,Mandailing Malaysia.) Bahasanya dan sosio-budayanya dilestarikan.

                  Di Negara Malaysia ujud "diaspora" Mandailing di Selangor dan Perak terutama di Lembah Kinta.Sebahagian besar daripada mereka keturunan pengikut-pengikut Raja Asal dan Raja Bilah yang pindah ke "Kolang" .Mandailiing menderita kerusakan dan penjarahan kampung halaman  sewaktu berkecamuknya Perang Padri(1821-1837).Pemerasan ekonomi oleh kolonial Belanda menyebabkan sulit sekali menjalani hidup setelah perang berakhir.

                      Pada awal abad ke-20 orang Mandailing beserta etnik-etnik Nusantara yang lain berdatangan lagi untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Negeri Perak yang bertambah pesat.Kebanyakan daripada mereka melampan di Lembah Kinta yang merupakan daerah bertimah yang paling besar seantero dunia.
                     Pihak kolonial Inggeris mengklasifikasi imigran dari Nusantara di British Malaya , Mandailing dan etnik yang lain sebagai "foreign Malays/Batak Malays".Kesultanan Melayu menyebut mereka sebagai "Melayu dagang"atau "Melayu  Mandailing".Tetapi Mandailing masuk kategori "Melayu" dalam sensus 1901.Selanjutnya dalam sensus 1957 etnik Mandailing dan etnik yang datang dari Nusantara sekaliannya masuk kategori "Melayu".Tidak ada "keributan besar" seperti di Medan pada awal abad .

                     Tiada protes yang serius.Hanya protes pasif.Mereka diam-diam ""memasoekkan diri pada bangsa lain " untuk mengutip Mangaradja Ihoetan.

                     Apa boleh buat.Keadaan memaksa mereka berbuat begitu dan membaur saja dengan masyarakat setempat.Pengikut-pengikut Raja Asal dan Raja Bilah mengungsi ke Perak pada akhir Perang Kolang 1873.Raja Mahdi dan orang Mandailing,sekutu utamanya kalah teruk .Mereka dianggap tukang kacau dan pembelot.Sultan Abdul Samad mendekritkan mereka dihapuskan.Orang Cina dan Melayu dikerah meyediakan senjata dan peluru .Pedagang Cina ditegah menjual makanan kepada orang Mandailing.Tugas memburu dan menghapuskan atau menglikwidasi orang Mandailing terserah kepada putra Kedah menantu Sultan,Tengku Kudin.

                     Menghadapi situasi yang gawat dan kritis itu,Raja Asal dan para natora-natoras mensepakati secara kolektif-demokratis : " Di dalam huru-hara itu bermuafakatlah Raja Asal dan Raja bilah dan semua kaum kerabat.............tiadalah upaya diam di tempat itu (Selangor- Penulis) hingga makanan pun tidak dapat dibeli.Maka pindahlah mereka itu ke negeri Perak. "(Raja Haji Muhammad Ya'qub.1934.Pg 4..Abdur-Razzaq Lubis.RBAMP:1875-1911.  MBRAS.2003. Pg 235).

Hanafiah Kamalbahrin
Kajang Malaysia.

                   

                     

No comments:

Post a Comment