Sunday, December 25, 2016

KHS. -------AMANAT KHUSUS NS BUCK

                         MR.N.S BUCK ( KHS HEADMASTER 1923-1927) IN BAHASA KEBANGSAAN.


                   In response to a request by Ng Boon Hean,editor of the KAJANG HIGH SCHOOL MAGAZINE 22/1954,MR.NG SEOW BUCK at the end of a rather lengthy letter wrote:

                    I will now give you my message to the present students and staff of the School ,(1954- hanafiah lubis) not in English,but in Malay :
                    " Hanya sekali sahaja saya ada harapan hidup dalam dunia ini ; dengan sebab itu sebarang kebajikan yang dapat saya lakukan atau sebarang perasaan belas kasehan yang dapat saya tunjokkan kapada manusia,biar-lah saya lakukan sekarang ; jangan-lah saya tanggohkan atau chuaikan kerana takkan saya rasa hidup sekali lagi di-dunia ini, " ( what follows is Mr.Buck's rendition of the message in English ).


Italics and bold- mine
( hanafiah lubis ).

Saturday, December 24, 2016

MESSAGE FROM DATO ABDUL AZIZ bin HAJI ABDUL MAJID.,P.M.N.,PJK.

                    When I went to school I often used to wonder what it would be like to be an "old boy".I suppose this was just part of the complicated process of growing up.Now I have been an old boy of the Kajang High School for more than 33 years , and this year I have the honour to be the Chairman of the new Board of Governors.For both these reasons,therefore, it gives me a great feeling of both pride and pleasure in being asked to send you a message of good wishes.
                    For nearly every man there is always one school which holds a warm place in his heart.As he grows older he tends to look back with increasing affection to the days when going to school was the most important thing in life.It is only when he grows up that he realises how much he owes to those who taught him as a boy and to the friends he made in school.
                    Today when I meet old boys,sooner or later our talk will drift around to tales about the old school.It is only natural for me to reflect on what I have done and learned in the years that have gone by since I left Kajang High School and to note how lasting and lmportant the influence of school can be in the shaping of a boy's future life.
                    Many old boys of Kajang High School have played an important part in achieving independence for Malaya,and many of them in his own way,are now helping to create and build our new nation.I am sure there is not one of them who( looking back as I am doing now) would not say that one particular characteristic of Kajang High School which has helped him more than anything else is the spirit of friendship,cordiality and tolerance so evident and natural among the boys of all races in the days they were at school.
                    No man can make a success of life unless he has respect for his fellow-men.Therefore,I would urge all of you to value every single minute of the time you are at school , and to foster a spirit of friendship with all those about you. As has been the case in the past ,you will find that these friendships will last you all your life.One day you will know,as nearly all old boys already do,that these are loyalties which will endure; they are indeed a treasure without price.




                                                                                              
                              
                                                                                 Permanent Secretary,
                                                                             Prime Minisrer's Department.

Kuala Lumpur,
       7 th October, 1958 .

KHS MAG 26 /58 DECEMBER 1958 Pg 1
( retyped- bold mine: hanafiah lubis)

Sunday, December 4, 2016

LATARBELAKANG EXODUS MANDAILING KE KOLANG PADA AWAL ABAD 19.

WILAYAH KESATUAN MANDAILING DAN CIRI-CIRI BUDAYA .
Masyarakat umum di Malaysia amat kurang mengetahui mengenai etnis Mandailing berbanding atau ketimbang etnis yang lain seperti etnis Jawa,Minang,Bugis,Aceh etc.

Semenjak abad 19 sumber Belanda ,Inggeris dan sumber setempat mencatat macam-macam ejaan kata Mandailing seperti : *Mengdelling,*Mandahiling,*Mendeheleng,*Mandheling,*Mandiling,*Mandaling,*Mendeleng etc.

Di Pekan/kota Kajang,Selangor terdapat seruas jalan di pinggir Sungai Langat ( Batang Langat kata orang Mandailing setempat pada masa dulu) yang dinamai Jalan *Mendaling .Sekali dulu di bawah ejaan nama jalan itu dalam tanda kurung tertulis kata Mandailing yang kemudian sirna dengan agak misterius.

Kini ejaan yang baku/benar dan berlaku pula seantero Nusantara,Malaysia,Singapura dan Brunei ialah Mandailing.

Mandailing merupakan bangsa atau umat  dengan kesatuan wilayah,peradaban dan warisan budaya tersendiri dan yang berbeda pula dengan  dengan etnis Melayu atau etnis Nusantara yang lain.

Adapun wilayah kesatuan yang menjadi Tanah Leluhur mereka disebut  juga dengan nama Mandala Kalingga atau Mandailing yang berlokasi di pegunungan di Barat Daya Sumatra Utara.Kini Mandailing merupakan sebahagian dari Kabupaten Mandailing -Natal atau disingkatkan sebagai Madina dan ibukotanya Panyabungan.Wilayah kesatuan dan bangsa Mandailing tersebut telah berexistensi semenjak  abad ke-14 atau mungkin lebih awal .Nama Mandailing  terkenal di Pulau Jawa dan  disebut dalam  Kitab Nagarakretagama yang mengisahkan expansi atau pengeluasan Imperium Majapahit sekitar tahun 1365 M.Mungkin Mandailing menjadi salah satu negeri bawahan Imperium Majapahit pada  tahun itu.

Seperti telah disebut di atas,Mandailing beda sekali dengan golongan etnis yang lain seperti Melayu dan Batak .Mereka mempunyai ciri-ciri sosio-budaya yang tersendiri seperti sistim keluarga yang berintikan Markoum Sisolkot yang menetapkan perkawinan berlaku hanya antara marga yang berbeda; tidak boleh berlaku perkawinan sesama marga.
Dalian Natolu merupakan satu lagi  ciri budaya( cultural marker ) masyarakat Mandailing .Ia merupakan kreasi nenek moyang Mandailing dan unik dengan arti tidak kedapatan pada budaya  yang lain.Tujuannya mencapai masyarakat yang ideal berintikan Holongan ( kasih-sayang@cinta-kasih ) dalam interaksi sosialnya .(Askolani Nasution,Mandailing Online)

Urusan pelaksanaan adat dan hubungan antar individu dikelola oleh para pembesar masyarakat,Namora - Natoras secara demokratis dan konsensus pada sidang yang diadakan di gedung yang dinamai Sopo Godang.Mereka juga mempunyai tulisan yang disebut "urup tulak-tulak", musik "Gordang Sambilan " yang digelar pada upacara tertentu .Simbol-simbol tertentu seperti " Sangkalon" ; " Ulos" atau "Abit Godang(sejenis selendang ) dan "Bindu" yang melambangkan filsafat hidup warga Mandailing.


Selanjutnya Wilayah Kesatuan Mandailing itu terbagi dalam 3 bahagian - Mandailing Julu /Ulu; Mandailing Jae /Hilir dan Mandailing Godang/Besar.Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan di utara .Di timur dan selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatra Barat.Di barat menghadapi Samudra Hindia.Pada masa dahulu Marga Lubis merajai Mandailing Julu sementara itu Marga Nasution menjadi Raja di Mandailing Godang dan Mandailing Jae.


Beberapa lama sebelum abad ke- 19 orang Mandailing pernah merantau di KOLANG / BARAT MALAYSIA SEMENANJUNG .Setelah berhasil menabung ala kadarnya,mereka kembali ke Mandailing dengan berbekal sedikit uang dan membawa pulang kain yang dibeli  di Pattani.Mereka menyebutnya TONUN PATANI .Warnanya coklat kemerah-merahan dan disirumbai dengan benang emas.Kain istimewa ini digunakan dalam upacara adat seperti MANGULOSI.

PERANG PADRI DAN MIGRASI MANDAILING .

 Perang Padri (  1803 - 1845   ) 1 yang sekaligus perang saudara di Mandailing mencetuskan exodus  Mandailing ke Barat Malaysia Semenanjung atau Kolang.Perang ini berkecamuk selama lebih dari sepuluh tahun. Penjarahan kampung-halaman serta lahan pertanian oleh laskar Padri meyebabkan wilayah Mandailing rusak-binasa.Pihak kolonial Belanda yang menguasai Mandailing di akhir Perang Padri melancarkan pemerasan ekonomi yang disebut  cultuurstelsel(tanaman paksa) .Kehidupan warga makin diperparah .Konsekwensinya mereka tidak dapat lagi melanjutkan hidup dan kehidupan.Mereka terpaksa meninggalkan kampung-halaman dan mendirikan pemukiman baru di luar tapalbatas wilayah Mandailing .( 1.Abdur-Razzaq Lubis,'The Indianization of Mandailing ' p35 n 144 International Conference of the Indian Diaspora,Tamil Nadu,India 2016 )

 Unsur-unsur kepemimpinan traditional,Namora-Natoras menetapkan mereka mamungka huta atau buka negeri bukan lagi diluar tapal-batas desa  tetapi di luar perbatasan wilayah Mandailing atau Tano rura Mandailing  (2 )terutama di Kolang.Maka seringkali dua atau tiga marga ( namora-natoras,laki-laki,perempuan dan anak-anak ) sekaligus ikut meninggalkan Mandailing tujuan Kolang di bawah kesatuan pimpinan Namora-Natoras.Raja Asal, putra Raja Ter'ala ,Marga Nasution asal kenegerian Maga di Mandailing bertindak sebagai pemimpin besar mereka.(2) Abdur-Razzaq Lubis Mainstreaming The Minorities p42  academia edu.

Imigran Mandailing ,yang terlibat dalam exodus ke Kolang dan tempat -tempat lain di Barat Semenanjung Malaysia,memulai perjalanan mereka dari Kotanopan dan Rao di perbatasan wilayah Minang dan Mandailing.Mereka berjalan kaki melintasi Bukit Barisan ,menempuh hutan-belantara ,lembah dan rawa .Sungai yang dalam harus diseberangi .Seringkali berhadapan dengan bahaya binatang buas. Keselamatan jiwa dan raga para imigran terutama wanita dan anak-anak terserah kepada kaum priya. Sebagian mereka merupakan kombatan yang pernah bertempur dalam Perang Padri.

Perjalanan yang sarat dengan kendala,kesulitan dan marabahaya itu berlangsung 6 - 7 bulan .Sebelum sampai di Bengkalis atau Siak Indrapura pangkalan  menyeberangi Selat Melaka ke Kolang, mereka melewati tempat-tempat seperti Rao, Pendalian, Tandun, Kesipakan, Patapahan,Pantai Cermin dan Pekanbaru.Seringkali para imigran Mandailing itu tinggal beberapa lama di Tamoese/Tambusai. Di sini mereka bersawah dan panennya dijual untuk meyediakan beaya perahu yang akan membawa mereka ke Kolang di seberang sana Selat Melaka.Mereka akan berangkat ke tujuan Melaka dengan perahu dari Siak Indrapura atau Bengkalis di pesisir Sumatra Timur.(3) Abdur-Razzaq Lubis Mandailing Website Horas Mandailing.

IMIGRAN MANDAILING DAN KOLANG/ SELANGOR .

 Barat Malaysia Semenanjung pun pelabuhan Melaka itu sendiri dijuluki Melaka atau Kolang oleh warga Nusantara.Setelah imigran Mandailing itu mendarat di pelabuhan Melaka,mayoritasnya begerak ke Sg Ujung( Seremban kini )dan Kolang di utara.Yang lain-lain bergerak ke Pahang( Raub )melewati Jalur Lintas Semenajung(Trans- Peninsular Route) Penarikan di hulu Sg Muar dan Sg Bera.(4) Horas Mandailing Website.
Raja Asal dan para pengikutnya lkut Penarikan dalam perjalanannya ke Raub pada tahun 1840. Tertarik beliau pergi ke sana sebab emas dan juga  telah berdiri pemukiman orang Mandailing dan Rao di sana .Sementara itu orang Mandailing di pedalaman Lembah Kelang seringkali ke Pahang dari hulu Sungai Lumpoor (5) (Abdur-Razzaq Lubis Sutan Puasa:  The Founder of Kuala Lumpur n 52 JSEAA 2013.

Exodus Mandailing yang berlaku sewaktu dan setelah berakhir Perang Padri tidak dilakukan serempak atau simultan.Nomora - Natoras mereka meninggalkan wilayah Mandailing dengan pengikut-pengikut  pada waktu yang berbeda.Pada umumnya mereka seperti Bendahara Raja sampai di Tanah Semenjung  sewaktu Sultan Muhammad memerintah Negeri Selangor(1826-1857) .

Namora-Natoras yang lain ikut mengungsi ke Kolang dan kemudian mereka merupakan sosok terkemuka di Selangor. Antara lain-lainnya Sutan Puasa yang sampai di Melaka tahun 1830,Raja Brayun,Raja Baranang dan Raja Banding.

Namora-Natoras tersebut memulai mendirikan pemukiman Mandailing yang baru di beberapa lokasi di Negeri Selangor.Sebagai Marga Lubis sedapat-dapatnya mereka mematuhi dekrit Namora Pande Bosi,Pendiri Marga Lubis apabila berbuat demikian.Mereka akan ' mamungka huta ' (mendirikan pemukiman yang baru) seputar  patontang ( dua batang sungai yang mengalir dari arah yang berlawanan dan bermuara ke sungai yang lain secara berhadap-hadapan. Tiga batang sungai yang bermuara ke sungai yang lain ( when three rivers meet ! ) merupakan situs pemukiman yang ideal pula ( muara patontang ).

Sedikit-sebanyak dipandu oleh dekrit Nomora Pande Bosi Pendiri Marga Lubis,Sutan Naposo( Sutan Puasa - lafal Melayu ) mendirikan pemukiman Mandailing  di Kuala Lumpur; Jaboltok ( To' Bunus - julukan Melayu nya ) mendirikan Bunus ( kini Kg Baru di pusat kota Kuala Lumpur ); Ja Baranang membuka Ampang ; Gonggang( Setapak ) oleh Hulubalang Ali ; Raja Barayun mendirikan pemukiman Mandailing di Kajang dan  Ulu Langat oleh Ongku Tua . (Abdur-Razzaq Lubis , Sutan Puasa : The Founder of Kuala Lumpur n 48 JSEAA 2013.)

Hanafiah Lubis.




Wednesday, November 16, 2016

Keterkaitan Sutan Naposo/Sutan Puasa Dengan Keluarga Besar Sutan Sinomba

                   
                 Namora Sende Tua Lubis.                                 
                   (Asal Mananusan,Mandailing Julu)
                             |
                      Sutan Naga Marunding
                             |
                     Jamalintang Garang
                             |
                      Sutan Naga
                             |
                     Raja Iro Koling 4
                             |
                     Sutan Sinomba (1)----Hjh Halimah(4)--------Sutan Naposo/Puasa(5)
                      -----|----------- 
                      Parsalisian
                      Siti Nago/Jaindah
                      Hjh Janiah
                      Sutan MangatasX Raja Maimunah 1
                                       ------------------
                                                   |
                                              AdamX 1.Maryam-----a.Ibrahim b.Muhammad.
                                                            2.Kalsum Bt Ibrahim Kajang------a.Muhd Zain
                                                                                                                     b.Saadiah
                                                                                                                     c.Ramlah
                                                    |.                                                               d.Alias.
                                              A Wahidx 1.Zaleha Bt Larang.
                                                               2.Misom Bt Hj Abdullah Umar,Chemor.
                                              A Mutalib 1.Aishah Bt Hj Muhd Jamil
                                                               2.Aishah Bt Abdullah(Chah).
                      Catatan: Tarombo Namora Sende Tua Lubis sesuai Tarombo Marga Lubis di Tobang,Mandailing Julu.(Raja Bilah And The Mandailings in Perak pgs 234&5.A R Lubis&KS Nasution.
              2.Gelar Sutan(xSultan) menunjuk kepada status kebangsawanan dalam masyarakat Mandailing seperti juga: Raja; Baginda; Mangaraja dan Soripada.Yang lain-lain: Raja Ihutan; Raja Sioban Ripe - Abdur-Razzaq Lubis: Sutan Puasa: The Founder of Kuala Lumpur JSEAA 2013 National University of Singapore.
              3.Sutan Naposo: na poso(seringkali kedua-dua unsur dicantumkan apabila didahului gelar) - si /yang bungsu; putra yang bungsu.Lafalnya telah diselewengkan menjadi " puasa "

              4. Sutan Mangatas disapa juga sebagai Haji Jaafar Sutan-- Pg 194 RBMR,ARLUBIS&
KS NASUTION.
Hanafiah Lubis.

Thursday, September 15, 2016

RAJAGADU 2

                    RAJA GADU 2
                               |
                               |
                         Jaguru
                         A Azis
                         A Majid@Jabarulah? /Jamuyang - Kak Simah Bt Abdul Aziz 25/06/2017
                          ---------------------------------------------------------------------
                          |.                  |.                               |.                              |               |
                     A Hamid(w).   Hamzah(w).         A Aziz,Tun,Dr. Hj(w). Ibrahim(w)
                          |.                   bujang.                   |.                                      |                                       -                                                                                                        ---------------------
                                                                                                         |
                     --------                                         --------------
                     Ismail 1 (w).                                Khairuddin 1(w)       
                          |.                                             A Majid (w) Dr.Dato'
                     Sani(w).                                      Suleiman(w)
                     Yaakub(w).                                 (dng istri 1)
                     A Manaf.                                     Iskandar
                     Mansor.                                       Kamaruzzaman
                                                                         Mansor
                                                                         (dng istri Raja Teh,
                                                                         keluarga Istana Perak.)
                     Diselenggarakan :
                     Hanafiah Lubis
                     Kajang.                                             
                     Catatan singkat:    (w)- wafat
                     RAJA GADU-  Marga Lubis Talombang.
                                 ASAL-  SABA SI BUAL BUALI,
                                              TAMIANG,KECAMATAN 
                                              KOTANOPAN,MADINA
                                              SUMATRA UTARA (kini)
Abdul Majid Hj ( nama di Kajang;menurut tutur istrinya,Jabarulah namanya di Mandailing) bermigrasi ke Kolang /Selangor pd hujung abad ke-19 dan menggabungkan diri kepada orang-orang Mandailing yg terlebih dahulu bermukim di Kajang.Marganya Lubis ,asal Tamiang( kini di Kecamatan Kotanopan,Mandailing Julu ,Sumatra Utara,Indonesia).
Nama ayahanda Rajagadu.Saudara laki lakinya dua orang.Namanya Jaguru dan Abdul Azis.

Di Kajang Abdul Majid menikah dengan Niah Binti Nakhoda Panjang,asal orang Tamusai di Sumatra Timur.Mereka mendapat beberapa orang anak laki laki dan perempuan.Salah seorang daripadanya Abdul Aziz(kemudian diangkat sebagai Tun Dr Hj) yg bermarga Lubis juga menurut garis keturunan di pihak ayahnya.( Beliau merupakan mantan Permanent Secretary,PM Dept dan mantan Melaka Governor..Saudara laki laki Tun Abdul Aziz antaranya adalah Abdul Hamid,Hamzah dan Ibrahim.

Haji Abdul Majid tutup usia di Kajang th 1931 dan dikebumikan di Perkuburan Islam Batu 14 Jln Cheras,Kajang.Alfatihah .
     Ps: Sebelum berhaji,nama kakek /datuk kita di kampungnya,Tamiang/Saba Si Bual-Buali ialah JAMUYANG,berdasarkan naskah pemilikan tanah miliknya di tebing Batang Langat,Batu 14 Jl Cheras,Kajang.Tanah tersebut diserahkan / diturunkan JAMUYANG kepada putranya,Abdul Aziz( kemudian Tun Dr Hj).Setelah berhaji  JAMUYANG  disapa sebagai Haji Abdul Majid( dituturkan Kak Simah kpd Hanafiah Lubis di kediamannya 25 June 2017 dalam satu ramah tamah Idulfitri 2017.                      

Monday, March 14, 2016

TUANKU TAMBUSAI/TOK ONGKU

                    Tgl 13 Maret 2016 di FB terunggah foto Bapak Dahlan Batubara di depan pusara Tuanku Tambusai di Seremban,Malaysia Barat.
                    Tuanku Tambusai( lidah Melayu mengucapkannya "Tok Ongku") merupakan seorang namora Marga Harahap.Sewaktu beliau diangkat menjadi namora, beliau mengadoptasi nama ompungnya,Hamonangan Harahap.
                    Sewaktu Perang Padri di Tanah Mandailing (1822-1831),beliau merupakan seorang imam perang dan ulama Kaum Padri.Seringkali beliau dijuluki " Si Harimau Padri " justru kekerasan dan teror yang ditimpakannya ke atas kaumnya orang Mandailing yang dianggapnya tiada berperadaban karena masih di tahap " silom na lom lom " atau zaman Pra-padri atau Zaman Hitam/Jahiliah sewaktu Agama Islam masih belum bertapak dengan kuat di kalangan warga yang mayoritas masih meneruskan pele begu,agama tradisional mereka.
                   Pada Perang Padri ,kaum padri yang mayoritas asal Minangkabau bertekad mecapai tahap " maso di na rinca "( Zainuddin Lubis 1987; 163-4 ) atau Islamisasi total warga Mandailing yang digerakkan dengan tindakan teror dan kekerasan. Ribuan warga dipaksa meninggalkan dan menolak  agama tradisional dan adat-adat yang dianggap non-islami.Pada awal abad 20 objektif maso di na rinca pada umumnya tercapai.( Mandailing Islam Across Borders Abdur-Razzaq Lubis  s3.amazonaws.com ) .Pada waktu ini juga,sejumlah besar warga Mandailing meninggalkan kampung halaman dalam suatu exodus ke Melaka.
                   Gerakan Islamisasi kaum padri memicu konflik agama dan sosial yang amat serius di kalangan masyarakat di Mandailing.  Penentangan dan perlawanan tenaga anti-padri dan pro-adat di gerakkan oleh  pimpinan marga dan adat seperti Patuan Naga dan Raja Gadombang yang minta intervensi dan bantuan Belanda.
                   Benteng pertahanan Tuanku Tambusai di Dalu-Dalu jatuh ke tangan Belanda 1835.Belanda dibantu oleh angkatan Madura,Bugis dan Mandailing.
                   Setelah Dalu-Dalu dikuasai Belanda Tuanku Tambusai meninggalkan tempat itu dan menaiki perahu dengan tujuan menyeberangi Selat Melaka.Mengikut sementara orang,perhunya karam di tengah laut dan tidak kesampaian di Melaka ( Schnitger 1989 1939 ).
                   Mayoritas masyarakat Melayu,Angkola dan Mandailing beranggapan Tuanku Tambusai undur ke Seremban (Sg Ujung) dan wafat di sana.Situs pusaranya di perbukitan yang di belakang   Komplek Perumahan ( Taman Perumahan) Happy.Bukit itu diapit oleh Jl Rasah dan Jl Tok Ongku dan Sungai Batang Benar - Dahlan Batubara 13 03 2016.
                  Selanjutnya Tuanku Tambusai disapa juga sebagai Patih Saleh.Setelah berhaji beliau dikenal sebagai Hadji Muhammad Saleh. Sewaktu di Tanah Suci beliau dipercayai terpengruh ajaran Wahabi.Beliau dipercayai pula bertanggungjawab menyebarkan Agama Islam di Padang Lawas, Padang Bolak,Sipirok dan tentu saja di Mandailing( kini Madina ).

                   Dalam era Kemerdekaan Tuanku Tambusai dianggap sebagai patriot ,anti-kolonial dan pejuang kemerdekaan.Pada tahun 1955 Republik Indonesia mengangkat Tuanku Tambusai sebagai Pahlawan Nasional dan beliau diakui secara resmi bermarga Harahap.
                  Tiga suku bangsa - Angkola,Mandailing dan Melayu masing-masing menganggap Tuanku Tambusai milik mereka.

( Lihat Mandailing Islam Across Borders Abdur-Razzaq Lubis s3. amazonaws -sumber utama dan pertama)

Saturday, February 20, 2016

BOLANG/ORNAMEN/HIASAN TRADISIONAL MANDAILING


                    Bahagian BAGAS GODANG ( Rumah Besar Raja ) dan SOPO GODANG ( Balai Sidang Adat ) yang disebut TUTUP ARI diperhias dengan BOLANG , hiasan tradisional Mandailing .Bolang ditampilkan dengan tri-warna , tiga warna traditional masyarakat Mandailing : na rara ( yang merah ) , na bontar ( yang putih) dan na lomlom ( yang hitam ).Ketiga- tiga warna ini melambangkan nilai-nilai yang disanjung tinggi oleh Masyarakat Mandailing.
                    Na rara melambangkan keberanian dan kepahlawanam etc.
                    Na bontar melambangkan kejujuran,kesucian dll sebagainya.
                    Na lomlom melambangkan alam gaib atau kuasa gaib
Referensi : Edi Nasution Mandailingonline Bolang.

Monday, February 1, 2016

NAMA MARGA DAN ORANG MANDAILING DI PERANTAUAN

G
Pengantar.
                    Pada umumnya orang Mandailing di Malaysia/Perantauan telah meluruhkan nama marga yang menjadi identitas etnik selama beratus-ratus tahun.
                    Orang Mandailing dan keturunannya,mengikut perhitungan IMAMI pada tahun 1982 (1) sejumlah limapuluh ribu jiwa,termasuk mereka yang keturunan Angkola.Di Malaysia orang Angkola menggunakan label Mandailing walaupun mereka berasal dari negeri yang dinamai Angkola di Sumatra dan berbatasan dengan Mandailing (2).Kini jumlah warga Mandailing di Malaysia mungkin saja melebihi angka  yang  tercatat 3 dasawarsa dahulu.Mereka masih golongan mayoritas .
1
                   
                  Jumlah warga Kabupaten Madina 470,230 jiwa ( Pemilu 2014.mandailingonline) dan mereka merupakan mayoritas di sana.Tetapi orang Mandailing merupakan minoritas seantero Indonesia.
                  
2
                  Orang Mandailing di Malaysia yang kemudian membentuk diasporanya di sisi sini Selat Melaka merupakan keturunan orang Mandailing yang terpaksa mengungsi ke Kolang pada awal abad
19 .Mereka tidak dapat lagi meneruskan hidup dan kehidupan di tanah air mereka.Dalam Perang Padri yang maksudnya pelebaran Islamisasi di Tanah Air Mandailing,angkatan Minangkabau menjarah kampung halaman,persawahan dan lahan pertanian orang Mandailing.Mereka diperparah lagi oleh exploitasi ekonomi kolonial Belanda ( cultuurstelsel ).4
3
                  Penderitaan dan kemelaratan yang tak tertanggungkan menyebabkan mereka membawa sekalian keluarga yang ratusan jumlahnya ikut namora natoras mereka yang membentuk kesatuan  pimpinan dalam melaksanakan exodus ke "the Brave New World ".Seawal tahun 1820-an orang Mandailing sudah berada di seputar Kuala Lumpur (6).
                 
5
                 Namora Mandailing yang lain terus mendirikan pemukiman yang berhampiran dengan tempat-tempat yang berpotensi timah seperti di Kajang,Ulu Langat,Ampang ,Ulu Kelang dan lain-lain.Di Raub,Pahang telah berdiri di situ pemukiman Mandailing dan Rao/Rawa sebelum Raja Asal menggabungkan diri dengan mereka.
                Kesampaian ratusan Orang Mandailing yang terdiri dari kaum perempuan dan anak-anak dan juga para kombatan yang berpengalaman tempur di bawah kesatuan pimpinan Namora-Natoras menyebabkan kegoncangan sosial dan politik di Semenanjung Malaysia dalam abad 19.
                 Dalam abad 19 berlaku perebutan timah di antara kuasa imperialis Inggeris,golongan feodalis dan kapitalis  Cina .Orang Mandailing terpaksa melibatkan diri dalam dalam pergolakan politik  untuk melindungi kepentingan ekonomi dan perniagaan mereka di bahagian Semenanjung Malaysia.
                 Mereka memihak Wan  Mutahir  menentang  Wan Ahmad dalam Perang Pahang (1857-1863).Sebelum itu mereka terlibat dalam Perang Rao (1848 ).Dalam Perang Saudara Selangor(Perang Kolang) yang berkecamuk paling lama di Semenanjung Malaysia , mereka berhadapan dengan angkatan feodal dan kapitalis .Mereka memihak Raja Mahadi yang dianggap Patron mereka

8
                Orang Mandailing  yang sampai ke Kolang dalam gelombang exodus seperti yang telah disebut di atas dan mayoritas terdapat di Selangor dan Pahang masih diidentifikasi sebagai etnik Mandailing . Mereka juga diberikan label "Orang Dagang atau Melayu Dagang" oleh Raja-Raja Melayu dan Bugis( Lubis&Khoo RBMP p 19/Middlebrook and Gullick 1983 pp 25-26) - " Foreign Malays whereas they were neither foreign nor Malays ! " berkata seorang se
                  Misalnya orang Mandailing yang terlibat dalam Perang Pahang dan dipimpin oleh Raja Asal disebut orang " Mendeheleng " dalam Hikayat Pahang,suatu sumber sejarah  pribumi dan non-kolonial.
                  Orang Mandailing yang diusir dari Negeri Selangor dan hampir berhadapan dengan genosida setelah kalah dalam Perang Kolang masih disebut orang " Mandeleng " dalam dekrit Yang Di-Pertuan Negeri Selangor(Sultan Abdul Samad) 25 August 1870.
 9
        
                  KRISIS IDENTITAS MANDAILING DI MALAYSIA BARAT
                  Dalam zaman pra-intervensi Inggeris di Kolang (bagian barat Malaysia Semenanjung),orang Mandailing yang berada di Pahang, Selangor dan yang terlibat dalam perebutan sumber ekonomi di sana,sering juga disebut oleh warga Melayu dan Bugis setempat sebagai Orang Dagang ( Abdur-Razzaq Lubis& Khoo Salma Nasution Raja Bilah and the Mandailings in Perak p 19/Middlebrook and Gullick 1983 pp 25-26 ).Di Selangor sementara namora Mandailing diberi gelar Dato Dagang oleh 
bangsawan Bugis (Abdur-Razzaq Lubis: Sutan Puasa JSEAA Vol 12 2013 n 47).
10
                  Pada masa awal intervensi Inggeris di  barat Semenanjung Malaysia,orang Mandailing  masih diidentifikasi sebagai etnik Mandailing oleh pegawai-pegawai kolonial .Misal Residen Inggeris di Perak,JWW BIRCH,sebelum dibunuh pemberontak ,mengatakan pengikut Raja Asal yang bermukim seputar Batang Padang tanggal 7 Desember 1874 sejumlah 200 - 300 jiwa disebutnya sebagai Mendiling ( Abdur-Razzaq Lubis RBPR MBRAS 2003 p 23 ) .Mereka tidak disebut sebagai orang Melayu.

                  Apabila Inggeris menguasai pemerintahan sebagai konsekwensi dasar intervensi  di Semenanjung Malaysia Barat mereka meletakkan orang Mandailing di bawah kategori Melayu sebab terdapat kemiripan fisik atau terdapat " physiognomic similarities " orang Mandailing ,golongan etnis Nusantara yang lain dengan orang Melayu dalam sensus yang dilaksanakan Inggeris buat warga Melayu di Perak.
                   Pada sensus tahun 1931,kategori Mandailing dalam sensus di British Malaya dihapuskan. Pasca 1931 orang Mandailing sirna dari catatan dan laporan administratif.( Hirschman 1987: 574-5.Abdur-Razzaq Lubis: Mandailing Diaspora.........s 3 amazonaws.com)

                   Sebenarnya para pegawai tinggi kolonial Inggeris telah memulai pencalonan melayunisasi lmigran Mandailing di Negeri Perak dan Negeri Selangor.
                   


                       


Monday, January 25, 2016

KETURUNAN SUTAN NAPOSO ----> HJH HALIMAH ----> HJH AISHAH---------->

                     
     Raja Iro Koling
                      |
                      |
               Sutan Sinomba -----> Perempuan----->Hjh Halimah-----> Sutan Naposo/Puasa
                                                                                   |
                                                                                   |
                                                                                   |
      Larang<-----Hj Muhd Saman<----Taing<----Hjh Aishah
                                                        (Fatimah)     ----------
                                                                                   |
                                                                                   |
                                                                                   |
                                                                             Kechik
                                                                             Hj Ibrahim------->Kamariah(di Temoh 1947)
                                                                             Hussain X Si Jamu ( di Asahan,Sumatra 1947 )
                                                                             Jutah X Harun
                                                                             Sharifah
                                                                             Nuruddin
                                                                             Hamar
                                                                             Hjh Saniah
      (diadaptasi Silsilah(fotokopi) Hj Abd Wahid
      Anak Sutan Mangatas 1947/ Norhayati@Nora 2011.

      HORAS !
      hanafiah lubis
      

Thursday, January 21, 2016

TAROMBO ST. NAPOSA BIN ST.BORINGIN

G                    

                    Postingan FB  Tarombo di atas mengundang tanya apakah nama St. Naposa Bin St.Baringin dan pribadi yang diwakilinya identik dengan nama St.Naposo/ Na Poso ( Sutan Puasa lafal Melayunya ) yang digunakan oleh akademisi atau sarjana .Menurut mereka " Na Poso " membawa maksud : Si Bungsu atau putra raja yang bungsu ( 1 ). Ungkapan ini sering digabungkan apabila didahului titel Sutan ( Sutan Naposo ) atau boleh juga terpisah unsurnya ( Sutan Na Poso )

                    Sutan Puasa ,namora Mandailing yang hebat dan Pendiri Kuala Lumpur ( 2 ) merupakan anak bungsu ayahnya , Raja Iro Koling di Tobang (  kini terletak di antara Kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Muarasipongi, Kabupaten Madina ( Mandailing-Natal ) .Abangnya yang tertua Sutan Sinomba . Di bawahnya 3 orang saudara perempuan dan seorang daripadanya Hajjah Halimah ( 3 ).  Leluhur mereka Namora Sende Tua Lubis,asal Mananusan.

                    Pada tahun 1830 Sutan Naposo/Puasa pindah negeri dan sampai di Kolang / Selangor yang telah ditinggali oleh masyarakat Mandailing ,terutama pedalaman Lembah Kelang  semenjak abad 18 ( 4 ).Beliau turut berusaha menambang/ "melombong" timah di seputar Ampang dan juga menjadi peniaga timah.Kemudian pernah pula beliau membeayai beberapa orang Cina mencari timah di Ampang dan Kanching.Konsewensinya beliau bertambah kaya dan berkuasa ( 5 ) .Pusat kuasanya adalah di Bukit Rasam - ( 6 ).Court Hill / Bukit Mahkamah ).Tetapi kemudian beliau jatuh miskin lantaran orang Mandailing kalah pada akhir Perang Kolang/Perang Selangor ( 1867-1874 ).

                    Sutan Naposo wafat th 1905 .Beliau tidak punya anak . Keponakannya,Sutan Mangatas anak dari abangnya,Sutan Sinomba dianggapnya anaknya sendiri dan disapanya sebagai " Si Atas "  
( 7 )  .Sutan Mangatas mengganti namanya kepada Haji Jaafar Sutan ( 8 ) setelah berhaji.Sementara orang menyapanya sebagai Jaafar Bagindo Sinomba Lubis.

                    Sutan Mangatas atau Haji Jaafar Sutan menikah dengan Raja Maimunah putri Raja Haji  Abdur-Rahman ,namora Chemor ,adik kepada Raja Bilah Penghulu Papan.Mereka mendapat 3 anak - Abdul Wahid , Adam dan Abdul Mutalib . 

                    Adam menikah dengan Kalsum Binti Ibrahim Kajang ( istri kedua ) dan salah seorang anaknya Elias ( Haji ) adalah mantan Bendahara/Bendahari IMAMI pada satu masa dahulu (Alhamdulillah masih ada tetapi kurang sehat dan lemah ingatan - Affifudin pada FB ) .Istri pertama Maryam dan mendapat 4 anak. ( 9 ) .Tetapi yang hidup 2 orang saja pada tahun 1947 - Ibrahim dan Muhammad.Saudara-saudara Elias yang lain adalah Mohd Zain,Saadiah dan Ramlah.Sekalian anak Pak Hj Adam merupakan cucu Sutan Mangatas dan lantaran pertalian darah mereka cucu Sutan Naposo/Puasa juga.

Referensi : ( 1 )  RAJA BILAH AND THE MANDAILINGS IN PERAK  : 1875-1911 MBRAS 35
                         (RBMP)  Abdur-Razzaq Lubis  Khoo Salma Nasution p 234
                  ( 2 ) JOURNAL OF  SOUTHEAST ASIAN ARCHIRECTURE  VOL 12  2013
                         ( JSEAA )  ABDUR-RAZZAQ LUBIS  Sutan Puasa : The Founder of Kuala  
                         Lumpur
                  ( 3 )  TAROMBO ( fotokopi ) 1947 HAJI ABDUL WAHID/ NORHAYATI (NORA)2011
                        
                  ( 4 )  JSEAA  ABDUR-RAZZAQ LUBIS.  Sutan Puasa ..........
                  ( 5 ).            Sunday Times ,December 30, 1934 : 9 
                  ( 6 )         Ibid
                  ( 7 )   RBMP  pg 194
                  ( 8 )         Ibid
                  ( 9 )   TAROMBO 1947

Monday, January 18, 2016

KETURUNAN ST NAPOSO / PUASA

              KETURUNAN SUTAN NAPOSO / PUASA DI PUTRAJAYA DAN SEPUTARNYA

                       Raja Iro Koling
                                |
                                |
  Sutan Naposo     Sutan Sinomba         Hjh Halimah      
                                |
                                |
                              Parsalisian (P)                              Sutan Mangatasx Zabedah Hj Hussain
                                                                                   
                                                                                     |
                                |
                              Majawali(Majoall)           X             Sariah      
                                                                   |
                                                      Nuraini         Normah Majawali
                                                                                     |
                                                                                     |
                                                                         Norhayati Salleh( Nora )
 Catatan: Kini Bunda Normah Majawali seusia 80 an  lebih tinggal serumah dengan anak perempuannya Norhayati Salleh di Putrajaya.Sebelumnya pernah tinggal beberapa lama di Bagas Godang beralamat  no 41 Chow Kit Road,KL. Sutan Mangatas@ Haji Jaafar Sutan membina bagas/kediaman tersebut pada tahun 1926.
( Silsilah di atas diadaptasi dari Silsilah yang diusahakan oleh Hj Abdul Wahid,putra Sutan Mangatas dan Raja Maimunah ,istri pertama beliau ).

Hanafiah Lubis.

Sunday, January 17, 2016

TAROMBO ST NAPOSA BIN ST BORINGIN DAN BEBERAPA HAL YANG TERKAIT.



                    Postingan Tarombo yang tertera di atas milik Raduan Bin Kamaruddin alm mengungkapkan beberapa " fakta sejarah " yang menarik hati mengenai keluarga besar Raja Bilah ,salah seorang daripada kesatuan pimpinan kombatan Mandailing di samping Raja Asal pada Perang Kolang( 1867-1873) dan yang kemudian menjadi Penghulu di Papan,Perak ( 1882-1909 ).

                    Raja Bilah merupakan salah seorang daripada 3 anak Raja Todung Barani di samping Raja Bugis dan Raja Haji Abdur-Rahman.

                    Raja Bugis , saudara perempuan Raja Bilah,Marga Nasution,asal Maga di Mandailing Julu yang kini sebahagian daripada Kecamatan Kotanopan ,Madina, Sumatra Utara.Beliau menikah dengan Raja Junjungan Lubis ,Raja di Sayurmaincat di Mandailing Julu juga.Dalam Zaman Belanda beliau ditunjuk menjadi "kepala kuria "di sana .Mereka mendapat 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan ,Raja Aminah @ Siti Janiah atau Si Janiah.Anak laki-laki mereka Sutan Abidin Lubis yang di kenal juga sebagai Muhammad Ludin ; Sutan Adil Lubis (Muhammad Syam) dan Sutan Kaliasan (Muhammad Rais).

                    Sutan Abidin Lubis ,anak yan tertua ,pindah negeri ke Perak dan kemudian menikah dengan Raja Kamariah,puteri Raja Bilah yang bersepupuan dengannya.Mereka mendapat dua orang anak Norain@ Sangkot dan Kamaruddin.

                    Norain @ Sangkot kemudian menikah dengan Jahja Malik Nasution,nasionalis dan pejuang Kemerdekaan Indonesia dan yang bersepupuan dengan Jenderal Abdul Haris Nasution.

                    Selanjutnya Kamaruddin anak Sutan Abidin Lubis menjadi tenaga pengajar di Kinta School of Commerce,sebuah sekolah swasta.Beliau juga terkenal sebagai penemu Tringkas Melayu/ Malay Shorthand.Pernah pula menjadi asisten atau pembantu Dato Onn Jaafar ,Pendiri UMNO.
Beliau tutup usia pada 9 March 1978.


                    Suatu hal yang amat menarik hati dan merupakan memori yang tak terlupakan buat Keluarga Besar Incik Kamaruddin almahum dan Fatimah Binti Adenan yang memuatkan postingan di FB ialah kunjungan silaturahmi kepada Raja Bilah di Papan oleh Raja Junjungan Lubis dan istrinya Raja Bugis(dijuluki  Namora Oji di Maga dan Sayurmaincat) pada tahun 1909 .Kunjungan yang amat bermakna dan diabadikan pada sekeping foto oleh Yoong Chun Photographers di Ipoh.Foto ini digelar di Rumah Besar Raja Bilah dan juga di kediaman Raja Junjungan Lubis di Sayurmaincat.


                    Pada tahun itu ,1909 Raja Bilah undur sebagai Penghulu Papan.Dua tahun kemudian pada 9 June 1911 Raja Bilah tutup usia setelah berjuang memimpin halak Mandailing di Kolang  dan Perak  mengatasi krisis demi krisis ( yang hampir berujung dengan genosida di Selangor pada th 1873) dan kemudian berusaha merealisasi kehidupan yang terhormat dan makmur di Perak,negeri yang sudi menerima exodus Halak Mandailing setelah dikucilkan dari Selangor.

Referensi Utama dan Pertama:
Karya Besar RAJA BILAH AND THE MANDAILINGS IN PERAK : 1875-1911 oleh Abdur-Razzaq Lubis&Khoo Salma Nasution 2003 MBRAS .
Pages 193, 212,220,226,228,230 .