Monday, February 23, 2015

HALAK MANDAILING MARGA RANGKUTI DI PERAK

L             Mayoritas Marga Rangkuti terdapat tinggal di Mandailing Godang dan mereka be rbagi nenek moyang yang sama dengan Marga Parinduri.Nenek moyang bersama itu namanya Datu Janggut Marpayung Aji yang berasal dari sebuah pemukiman tua ,Mandala Sena di Aek Marian Mandailing.(Mhd Arbain Lubis .bacaanmadani.com )
              Keberadaan halak Mandailing Marga Rangkuti di Kolang(Selangor) dan Perak - kini sebagian daripada Malaysia Barat dapat di telusuri ke awal abad 19 apabila namoranya Ja Marabun Rangkuti (Bendahara Raja) menginjakkan kaki di Kolang dan menetap di sana sewaktu pemerintahan Sultan Muhammad 1827 -1857.Namora ini bersama-sama keluarganya dan pengikutnya pasti telah menggabungkan diri dalam perpindahan massal halak Mandailing di bawah kesatuan pimpinan Raja Asal,Marga Nasution dari desa Maga di Mandailing Julu.Mereka tidak dapat meneruskan kehidupan di Tanah Mandailing lantaran kemelaratan yang berleluasa sebagai akibat penjarahan kampung halaman oleh angkatan Minangkabau sewaktu Perang Padri 1821 - 1837 berkecamuk di sana.Penderitaan bertumpuk penderitaan apabila Kolonial Belanda melancarkan exploitasi ekonomi yang dijuluki sebagai Cultuurstelsel.

             Ja Marabun Rangkuti dan pengikut-pengikutnya menggabungkan diri dengan Raja Asal bukan saja lantaran desakan hidup tetapi juga lantaran ikatan dan loyalitas kekeluargaan berdasarkan markoum sisolkot dengan Marga Nasution di Maga.Marga Nasution merupakan anak boru dan Marga Rangkuti merupakan mora.Ternyata kemudian makoum sisolkot ini terus dipraktekkan di Perak.

              Ibrahim Rangkuti/ Tok Stia Raja lahir di Kelang pada tahun 1826/1827.Bersama-sama dengan ayahnya dan para panglima -panglima Mandailing yang lainnya ,Tok Stia Raja ikut berjuang bahu-membahu dengan Raja Asal dan Sutan Puasa sewaktu Perang Selangor/Porang Kolang.Mereka menderita kekalahan teruk berhadapan dengan gabungan angkatan Melayu Kedah,Melayu Pahang ,Hakka Fei Chew Yap Ah Loy dan dalang Inggeris .Setelah kalah ,mereka menghadapi pemusnahan fisik,andai tak mahu disebut "genosida". Agar tidak terus diburu dan dibunuh,halak Mandailing mengungsi lagi pada kali yang kedua.Setelah menembusi hutan rimba dan mengalami penderitaan yang bukan kepalang,mereka berhasil sampai di tempat pengungsian yang baru - Negeri Perak.

             Pada tingkat awal di hujung pengungsian mereka ,halak Mandailing yang dimpin oleh Raja Asal  dan namora-namora yang lain seperti Raja Bilah( keponakan Raja Asal ) ,Tok Stia Raja/Ibrahim Rangkuti,Panglima Raja dan Raja Banding,namora dari Ampang,Selangor mendirikan pemukiman antara lain-lainnya di Ulu Bernam, Sungkai, Cikus,Sg Bil,Sg Berong,Kpg Trola dan Batang Padang - daerah perbukitan dan lembah  seperti di Tanah Mandailing sana.

             Apabila pengungsi-pengungsi Mandailing yang terkucil dari Negeri Selangor sampai di Perak Hilir,mereka mendapati keadaan politik sedang bergolak di sana sebagai akibat daripada Perjanjian Pangkor 1874.Residen Perak J W W Birch dibunuh oleh kaum pemberontak dan berlaku huru-hara.Raja Asal dan Raja Bilah telah membantu dalam Pasifikasi Negeri Perak.Sebagai imbalannya mereka mendapat konsesi timah daripada Inggeris 16 March 1876.Mereka diperboleh menambang /mencari timah di Lembah Kinta antara Blanja dan Kinta.

             Konsesi menambang/melombong timah yang diperoleh Raja Asal memberikan kesempatan kepada halak Mandailing bertransmigrasi ke Lembah Kinta.Maka Raja Asal dan kebanyakan warga Mandailing mulai meninggalkan daerah Slim dan Hulu Bernam menuju Durian Sebatang untuk menerobosi Lembah Kinta.Di seputar Tapah Raja Asal bertemu dengan Raja Idris( kemudain  Sultan Idris )yang menawarkan  Pangkalan Kacha ( kemudian Changkat Piatu ) buat mereka mendirikan pemukiman di Lembah Kinta.

             Raja Asal,Raja Bilah,Tok Stia Raja bersama-sama warga yang lain memulai "mamungka huta" -mendirikan huta atau pemukiman Mandailing yang baru .Prasyarat pemukiman telah terpenuhkan .Warganya terdiri daripada dua dan lebih marga untuk meneruskan 
MARKOUM SISOLKOT.Dewan Namora-Natoras dapat dibentuk daripada perwakilan setiap marga yang terdapat di Pangkalan Kacha.

               Setiap warga di Pangkalan Kacha mendirikan rumah masing-masing.Laki-laki dan perempuan menggarap sawah.Persawahan mereka di suatu tempat yang dijuluki Ladang Lebar dan mereka juga bertanam pohon buah-buahan .Sementara menunggu panennya,mereka mencari timah.

             Sementara itu di Pangkalan Kacha lahirlah tiga bayi Halak Mandailing yang pertama di Lembah  Kinta.Mereka itu Raja Bainah,Raja Muhammad Ya'qub anak Raja Bilah yang lahir tgl 18 July 1877 dan Abdul Kadir anak Tok Stia Raja.Jalinan markoum sisolkot antara Marga Nasution dan Marga Rangkuti berlaku lagi barangkali di Pangkalan Kacha juga apabila Alang Rahimah boru Tok Stia Raja menikah dengan Raja Muhammad Ya'qub anak Raja Bilah ,sosok Mandailing yang terpenting dan amat berpengaruh di Perak dalam abad 19.

             Sebenarnya Tok Stia Raja ini menikah dengan 3 orang istri dan memperoleh 24 orang anak dan anak perempuan.Tetapi 7 meninggal sewaktu masih bayi.

             Tok Stia Raja terus pula memantapkan markoum sisolkot dengan keluarga Haji Muhammad Bassir Gading Raja asal Pidoli yang merupaka satu lagi sosok Mandailing yang kaya dan penting di Lembah Kinta.Haji Bassir Gading Raja ini pernah pula menggabungkan diri dengan Contingent Gopeng pimpinan Imam Perang Ja Barumun untuk menghadapi Pemberotakan di Pahang 1891.Anak Tok Stia Raja, Abdul Kadir menikah dengan Fatimah,putri Haji Muhammad Bassir.Putri Haji Bassir  yang lain Aishah menikah pula dengan Yeop Abdullah Sani,seorang lagi anak laki -laki Tok Stia Raja .Anak perempuan Haji Bassir yang kedua ,Hajjah Aminah menikah dengan Muhammad Jabor, orang kaya yang memiliki tanah yang luas,lombong/tambang timah ,perkebunan getah dan dan dusun di Kampar .(A R Lubis RBMP Pg 250)

             Setelah beberapa lama menetap di Pangkalan Kacha,Tok Stia Raja dan halak Mandailing yang menjadi pengikutnya terutama dari Marga Rangkuti pindah ke Batu Gajah apabila tempat itu dibangun sebagai sebuah pangkalan sungai pada tahun 1881 guna menyalurkan barang-barang dan jasa/perkhidmatan ke ribuan pekerja Cina di lombong/tambang timah di Lembah Kinta.Yang lebih penting Batu Gajah direncanakan menjadi pusat penumpukan timah untuk diexpor lewat Sg Kinta .

            Tok Stia Raja membeli tanah yang akan menjadi situs deretan kedainya di Batu Gajah( Pekan Lama ) .Disamping mengusahakan kedai /toko beliau berjual dan membeli timah .Beliau berhasil menumpuk harta lantaran kegiatan ekonominya .Tetapi harta dan kekayaannya hampir sirna setelah diwarisi oleh Abdul Kadir anaknya.

            Satu lagi sumbangan Tok Stia Raja memajukan Batu Gajah ialah menerapkan teknologi ampangan khas Mandailing untuk menjadikan tanah yang kering gersang produktif.Dibuatnya bendungan pada sebuah anak sungai yang mengaliri tanah yang kering di dekat station Batu Gajah agar tanah itu tergenang .Hal yang demikian membolehkan 1,000 kuli Cina mendulang timah.Tok Stia Raja memohon seluas 900 ekar lagi untuk digenangi dengan teknologi bendungan /ampangan Mandailing dan mungkin akan memberikan pekerjaan kepada 5,000 kuli di Batu Gajah menjelang penghujung th 1891.

             Tok Stia Raja mencoba pula menjadi entrepreneur di bidang pertanian dan beliau membuka perkebunan getah/karet di Batu Gajah . Namanya MALAYAN ESTATE BATU GAJAH PERAK FMS.

          Sebagai seorang entrepreneur beliau berhasil menumpuk kekayaan dan kemudian membina tiga gedung kediaman buat keluarga besarnya.Kediamannya yang terkenal diberi julukan Rumah Kuning yang diruntuhkan tahun 1997.Fotonya yang mengabadikan memori gedung kediaman ini terdapat pada Halaman 69 AR LUBIS/RBMP.

           Tok Stia Raja tutup usia pada tahun 1926 di Batu Gajah.Marga Rangkuti  di Batu Gajah dan di tempat-tempat yang lain di Malaysia khususnya dan di Sumatra umumnya didirikan oleh Datu Janggut Marpayung Aji (Sutan Pandapotan.Medan 1983.)

           Selanjutnya tarombo Tok Stia Raja/ibrahim Rangkuti adalah seperti berikut:

           Tok Stia Raja ( Ibrahim Rangkuti ) anak Bendahara Raja ( Ja Marabun Rangkuti ) anak Ja Marchaya anak Ja Panjadian anak Ja Manusun anak Namora Saangkupon anak Raja Gading Sarwaran anak Datu Janggut Marpayung Aji anak Babiat Sobuon .Marga Rangkuti mempunyai nenek muyang yang sama dengan Marga Parinduri .( A R Lubis & K S Nasution.RBMP  2003. Pg 243/ Hashim Sam 2002 . Pg 64

            ( artikel seluruhnya berdasarkan karya besar A R Lubis & K  S  Nasution. RBMP 2003 )

Hanafiah kamalbahrin lubis
29 05 2015 @ 0051 hrs.

            


             

1 comment:

  1. Salasilah yg ada adalah tidak betul. Perlu diperbetulkan.

    ReplyDelete