Friday, February 27, 2015

PEMUKIMAN MANDAILING DI MALAYSIA SEPERTI TERACI DAN KARANGAI ......... ....

You IC               Pemukiman /Huta suku Mandailing di sisi sini Selat Melaka jauh dari Tanah Tumpah Darah kemungkinannya mulai didirikan akibat keadaan huru hara dan kesulitan ekonomi yang penyebabnya adalah Perang Padri yang dilancarkan oleh orang Minangkabau dan penindasan ekonomi Belanda.
               Perang Padri mengakibatkan penjarahan kampung halaman dan mata pencarian halak ni hita.Penderitaan dan kemelaratan terus berkepanjangan apabila Belanda melancarkan exploitasi ekonomi yang dinamai mereka cultuurstelsel .Hidup dan kehidupan tak mungkin diteruskan di Tanah Mandailing.Agar terjamin kelanjutan existensi mereka ,para namora Marga mumutuskan membawa rakyatnya pindah negeri.Maka berlakulah perpindahan massal/besar-besaran yang dapat dianggap mencapai proporsi EXODUS ke KOLANG yang telah lama dikenal dan didatangi oleh orang Mandailing barangkali mulai abab 14.

               Maka wajarlah kesatuan pimpinan marga Mandailing yang didominasi oleh raja dari kenegerian Maga,Raja Asal memutuskan pindah ke KOLANG /SELANGOR atau daerah-daerah yang lain di pedalaman yang merupakan perbukitan dan lembah persis seperti yang terdapat di Mandailing Julu yang mereka bakal tinggalkan itu.Mereka menaiki perahu di Siak Indragiri menyeberangi Selat Melaka  sebelum mendarat di Melaka .Dari sini mereka bergerak menuju Sg Ujung/Seremban untuk meneruskan  perjalanan ke Kolang; yang lain-lainnya bergerak ke Pahang seperti Raja Asal dan pengikut-pengikutnya yang terdiri juga daripada etnik Rao.Jalur yang dilalui dan tempat-tempat  yang disinggahi bukanlah asing lagi kepada mereka.Selama beratus tahun sebelum peristiwa exodus ini nenek moyang mereka telah pernah datang mencari emas di Pahang dan melaka.
               Daerah pesisir di Kolang yang  ditinggali etnik Bugis merupakan sebab musabab orang Mandailing menuju ke pedalaman untuk mendirikan huta/pemukiman .Di samping itu,mereka berpegang pada doktrin yang ditentukan oleh pendiri Marga Lubis ,Namora Pande Bosi apabila mendirikan huta/pemukiman yang baru .Elemen air dan tanah merupakan syarat terpenting atau sine quo non .Justru ditentukan oleh Namora Pande Bosi ,sang Pendiri Marga MUARA PATONTANG atau  MUARA PARTOMUAN adalah situs yang ideal mendirikan huta yang baru.
               Muara Patontang atau Muara Partomuan terjadi apabila dua sungai yang mengalir dari arah yang bertentangan bermuara ke sungai yang sama.Di Mandailing Julu ( daerah yang di bahagian hulu Batang( sungai ) Gadis,Aek Singengu dan Aek Singangir yang mengalir dari arah yang bertentangan bertemu muaranya pada Aek Batang Gadis.Di situs ini dan kawasan seputarnya putera Namora Pande Bosi Langkitang mendirikan pemukiman baru mengikut sabda ayahandanya.Pemukiman ini dinamai Hutanopan untuk mengenang tempat tinggal ibunda mereka.
               Sementara itu saudaranya, Baitang meneruskan perjalanan ke utara lagi dan sampai ke Muara Partomuan Aek Batang Gadis dan Aek Batang Pungkut .Di sini didirikannya pemukiman yang baru yang dinamai Muara Partomuan atau Lubis Partomuan yang dikenali sebagai Muara Pungkut pada zaman sekarang.Keturunannya dikenali pula sebagai Lubis Singasoro.
               Doktrin Muara Patontang dan Muara Partomuan oleh Namora Pande Bosi adalah untuk memastikan pemukiman Mandailing mendapat sumber air yang berterusan dari sungai yang berhampiran.
               Masyarakat Mandailing menganggap air sebagai" mata air kehidupan "justru air multi-fungsi.
               Sumber air adalah seperti:
               1. sungai atau batang
               2. anak sungai atau aek
               3. Ranting sungai atau rura .
               Sumber air berperan multi-fungsi :
               1.minum dan mandi
               2.cuci jamban
               3.mengairi lahan pertanian
               4.sosial-budaya - patuaekkon buru
               5.religius-pelaksanaan ibadah.
               6.ekonomi-mencari emas/manggore dan ikan,bahan bangunan seperti pasir,kerikil dan batu.
               Di samping dekat dengan sumber air pemukiman Mandailing pada umumnya hendaklah didirikan antara kaki gunung dan lembah.Misalnya situs Kerajaan Adat Tradisional Tamiang terletak di kaki Gunung Tor Sijanggut dan lembah Batang Gadis; sementara Kerajaan Adat Tradisional Pakantan Dolok dan Pakantan Lombang terletak dikaki Gunung Kulabu dan dekat dengan aliran Batang Gadis.

2
               EXODUS HALAK MANDAILING DAN PEMUKIMAN MANDAILING DI KOLANG DAN PERAK

               Penjarahan dan kerusakan kampung halaman sewaktu Perang Padre berkecamuk dan pemerasan ekonomi oleh penjajah Belanda menyebabkan kemelaratan dan kemiskinan yang berleluasa dan berkepanjangan menjadi realitas existensi di Tanah Mandailing.Agar terjamin kelangsungan hidup dan kehidupan,kebanyakan marga Mandailing beserta keluarga,pengikut-pengikut dan namora-natoras mereka memutuskan secara kolektif menggabungkan diri di bawah kesatuan pemimpin untuk meninggalkan tanah tumpah darah dan membina hidup baru yang lebih aman dan terjamin di seberang Selat Melaka, pesisir barat Semenanjung Tanah Melayu,terutama  Kolang.

               Sebenarnya Kolang bukanlah tanah asing samasekali kepada orang Mandailing.Pada masa silam mereka seringkali POI KOLANG mencari emas dan timah.Orang Minang dan Rao pun pernah berbuat begitu.Mereka datang dalam kelompok-kelompok kecil dan apabila mereka telah mengumpulkan sedikit uang dari rantau,mereka pulang ke Mandailing.Mereka membawa bingkisan sepert Tonun Pattani yang amat diminati di sana.Mereka juga membawa cerita betapa hidup di Kolang amat menyenangkan dan rezeki melimpah-ruah.Namun demikian mereka bukan pindah negeri,cuma merantau dan senantiasa berhasrat Mulak tu Huta -pulang ke kampung halaman .

.
              

No comments:

Post a Comment