HOThe JP
Di kalangan Keluarga Besar kami di Batu 14 Jalan Cheras,Kajang Selangor beliau disapa sebagai Pakcik Ajis atau Mamak Ajis mengikut gaya Mandailing. Mamak kami itu dikenal oleh masyarakat umum sebagai Tun Dr Hj abdul Aziz anak Hj Abdul Majid yang merupakan halak/orang Mandailing,Marga Lubis Talombang dari Tamiang yang kini sebahagian daripada Kecamatan Kotanopan,Kabupaten Madina (Mandailing Natal,Sumatra Utara.)Abdul Majid anak Raja Gadu .Saudara-saudara Abdul Majid yang lainnya,Jaguru(doar) dan Abul Azis tetap meninggali Tamiang dan tidak ikut migrasi ke Malaya yang oleh orang Mandailing disebut Kolang.
Pada penghujung abad 19 Abdul Majid ,remaja usia 16/17 tahun (mengikut tutur nenek/uan ) merantau ke Kajang.Dia keluar dari rumah dan meninggalkan Tamiang tanpa diketahui sesiapapun.Dia patah hati lantaran perselisihan dan konflik dalam keluarga.Demikian anekdot dari isterinya.Pada
mulanya beliau bersawah di lahan di tepi Sg Langat ( Batang Langat kata Uan ).Kemudian bekerja sebagai forest ranger rendahan di Ulu Langat dengan Raja Alang yang menjadi Forester pada awal abad 20 . Raja Alang marga Nasution ,asal Pidoli Lombang di dekat Kota Panyabungan.Atas dasar olong dohot domu( kasih sayang dan setiakawan di kalangan halak Mandailing) Raja Alang menerima Abdul Majid,mantan pesawah dari Tamiang sebagai" pekerja gomen ".Setelah menyediakan biaya dari penghasilannya beliau berhaji .Terdahulu dia menikahi Niah,anak perempuan Nakhoda Panjang ,orang Tamusai.
Haji Abdul Majid mendapat beberapa orang anak laki-laki dan perempuan dengan Niah,nenek saya itu.Abdul Aziz,mamak kami,anak ke - 6 dan dilahirkan pada tahun 1908 di Kajang.Sebelum masuk sekolah Inggeris,Government English School Kajang(kemudian dikenal sebagai Kajang High School di situsnya yang baru di Jalan Semenyih) beliau belajar di Sekolah Melayu Laki-laki Kajang yang kini situsnya menjadi parkiran Mesjid Jamik Kajang.Seperti terbiasa pada masa dulu,beliau diajari mengaji oleh ayahnya,Haji Abdul Majid ,seorang yang warak dan mendapat didikan agama di Mandailing.Mungkin juga beliau belajar mengaji dengan Tuan "Kali" Tuo yang terkenal sebagai guru agama di seputar Batu 14 dan Sg Kantan.
2
Masa di Sekolah Melayu merupakan masa yang amat menggembirakan dan menyenangkan buat mamak. Beliau anak yang pintar,tidak suka main hapal-hapalan kalau belajar,penuh vitalitas,berminat kepada macam-macam kegiatan dan tidak mahu terikat dengan peraturan dan disiplin .Sekembalinya dari sekolah dan setelah menjamah makan seadanya,beliau bergegas keluar meninggalkan tugas-tugas di rumah yang dipikulkan kepadanya kepada saudara-saudaranya yang lain seperi bapak saya,Ibrahim dan terutama saudara perempuan lainnya.
Beliau mengisi masa di luar sekolah dengan teman-teman .Mereka main-main di sawah sambil mencari ikan.Mereka keseringan bermain guli dan gasing di halaman rumah teman-teman dan tidak di halaman rumah sendiri sebab ibunya akan naik marah.Kadang-kala mereka akan merayau-rayau di tepi Sungai Langat/Batang Langat yang masih banyak semak dan hutannya.Di situ mereka akan menjerat ayam denak atau memikat burung balam dan merebuk.Sewaktu telah dewasa dan kemudian menjadi orang besar dalam pemerintahan ,beliau masih saja berminat memelihara unggas yang demikian itu.Memang pengetahuannya mengenai burung merebuk terutamanya amat luas seperti yang pernah diungkapkannya dalam sebuah artikel yang ditulisnya buat majalah Straits Times Annual dalam tahun 1950-an dahulu.
3
Kesukaanya kepada kegiatan-kegiatan extra-curriculum masih diteruskannya sewaktu belajar di Government English School Kajang .Matapelajaran yang ditekuninya makin sukar dan beliau ,pada waktu yang sama,harus menguasai Bahasa Inggris.Beliau masuk sekolah Inggeri kira-kira pada usia 11 tahun sewaktu sekolah itu membukakan pintunya pertama kali pada tahun 1909 .Pada tahun ini beliau telah melampaui batas umur masuk kelas 1 seperti teman-temannya yang lain .Kebanyakan mereka over-age..Mujurlah peraturan batasan umur ini tidak diberlakukan dengan tegas dan mereka diterims juga masuk sekolah .
Director of Education,E C H Wolff mengomentari tentang murid-murid yang "lebih umur "ini sewaktu inspeksi ke Kajang Government English School tahun 1922.Mengutip kata-katanya dalam laporannya " I am glad to see so many Malay boys ( baca Mandailing ) at this school but some of them appear to have waited too long before entering an English School ." - KHS MAG 1959 .Waktu ditulis komentar ini Mamak Ajis di kelas 4 barangkali seusia 14 tahun .
Kendatipun ada kendala seperti matapelajaran akademis yang baru dan kesukaran mempelajari bahasa yang sukar pula,Mamak Ajis bersikap biasa-biasa saja.Otaknya yang pintar menguasai pelajarannya dengan cepat dan mudah.Bahasa Inggeris dipelarjari dengan penuh minat dan antusiasme. Teman-temannya mengagumi kecakapan linguistiknya .Maka tidak mengherankan beliau lulus ujian sekolah yang penting pada zaman kolonlal dahulu dan beliau bukan kutu buku atau ulat buku.Tiada yang lebih keheranan daripada teman-teman sepermainannya apabila Si Ajis lulus Overseas Junior Cambridge dan kemudian Overseas Senior Cambridge Examination .
4
Justru kesuksesannya pada ujian yang amat prestisius itu dan kepandaiannya berbahasa Inggeris ,si Aziz,anak keturunan Mandailing Marga Lubis lni yang semata-mata bertutur Bahasa Melayu Kampungan aksen Mandailing diterima menjadi guru muda/ "student teacher" di alma mater-nya pada bulan Julai 1926 .Tetapi menjadi guru di kampung bukan ambisinya.Pada Oktober tahun yang sama beliau dipindahkan ke Pejabat Daerah / District Office .Barangkali ada orang penting dan berpengaruh,yang menyadari potensinya, menghendaki beliau bertugas di sana.Apa lagi beliau juga menyadari pastinya prospek di situ akan lebih baik. Dan pada waktu beliau ditarik ke Distrct Office,Raja Uda,seorang kerabat Sultan Selangor,menjadi ADO/Penolong Pegawai Daerah.Sewaktu bertugas di sana,mamak Ajis ditawari ikut suatu ujian masuk Malay Administrative Service yang pada zaman kolonial merupakan monopoli putra aristokrat dan pembesar Melayu yang lainnya. Mereka dilatlh untuk menjadi pegawai menengah yang akan membantu adminIstrasi kolonial Inggeris di Federated Malay States/Negeri Melayu Bersekutu (F M S).
5
Mamak Ajis kami itu berangkat ke Kuala Kangsar,Perak setelah kedua orangtuanya yang berpenghasilan kecil ,punya beberapa orang anak laki-laki dan perempuan dan yang hidup seada-adanya saja ,mengadakan beaya perjalanan ke Perak.Ujian penting yang akan diikuti Mamak Ajiis diadakan di Malay College Kuala Kangsar pada tahun 1930 dan diikuti oleh calon dari seluruh FMS.
Hasil ujian yang diumumkan membuat orang tercengang.Abdul Aziz bukan saja lulus ujian bahkan "top of the class " beserta Abdul Aziz Ishak ,anak kampung juga dari Pahang.Mungkin mamak tidak ikut tecengang.Tahu dia dirinya terbikin daripada "sterner stuff" -intelek yang tajam dan menangkap,pengetahuan umum yang luas,memori yang kuat dan kemahiran berbahasa Inggeris yang lumayan bagusnya.Berpuluh-puluh tahun kemudian dan setelah berpuluh pula catatan dan laporan yang ditulis Abdul Aziz sebagai pegawai pemerintahan ,Tan Sri Abdullah Ahmad,Editor-in-Chief New Straits Times mengomentari ( Jan 30 2003) bahwa pegawaii-pegawai Melayu dalam birokrasi kolonial Inggeris ( disebutnya nama Abdul Aziz antara yang lain-lainya) telah menguasai Bahasa kolonial itu dengan baik sekali kendatipun mereka anak kampung dan orangtua mereka tidak tahu sepatah kata Inggeris tetapi terus berbicara menggunakan dialek etnis mereka masing-masing : ( pegawai-pegawai itu) " spoke and wrote excellent English ......the reports which they(read Abdul Aziz)wrote can be accessed from the archives ".
6
Agar jangan menyimpang -nyimpang lagi untuk membuktikan kesanggupan anak-anak kampung tadi,terus saja dikatakan bahwa Abdul Aziz diterima sebagai birokrat kolonial Inggeris atas dasar meritokrasi.Pihak kolonial Inggeris tidak keberatan malah senang sekali mendapat seorang pegawai yang berpotensi besar .Dalam pada itu ada suara-suara protes yang tidak suka anak-anak "Melayu dagang" atau "Melayu Mandailing" menerobosi Malay Administrative Service yang dianggap sebagai monopoli golongan Melayu Jati itu.Pada masa itu telah dimasukkan juga oleh Inggeris beberapa orang etnik Mandailing dan Minangkabau sebagai pegawai pada Malay Administrative Service(M A S) .Suara protes ini asal daripada individu yang nama samarannya Anak Watan(Warkah PSM Bil 30/11).
Protes dari Anak Watan dan dari pihak yang lain yang berdasarkan prasangka terhadap Melayu Dagang tidak merupakan kendala kepada Abdul Aziz yang terus diberikan tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya dan dilaksanakannya sebaik mungkin.Pada zaman Pendudukan Jepun beliau masih dipercayai dan diminta meneruskan tugas-tugas administratif atas nama Dai Nippon di Kuala Klawang dan Kuala Pilah,Negeri Smbilan.Pengalaman dan kepakaran pegawai-pegawai administratif yang diajari Inggeris dimanfaatkan oleh Jepun sehingga urusan pemerintahan tidak terganggu-gugat.Secara taklangsung pihak penjajah baru dari Matahari Terbit itu membenarkan bahwa sistim birokrasi Inggeris mengendalikan warga jajahannya masih dapat diterapkan,efektif dan fungsional.
Salah satu posisi penting dalam karir Abdul Aziz yang makin menanjak dicapainya pada tahun 1952 .Pada tahun ini beliau ditunjuk menyandang tugas sebagai Acting Menteri Besar Negeri Sembilan atas saran M.C.ff Sheppard untuk mengatasi masalah pergantian Menteri Besar yang baru buat negeri ltu.Pada waktu itu Sheppard merupakan British Adviser di sana.Pada evaluasinya Abdul Aziz adalah pilihan yang paling tepat buat posisi Menteri Besar.Tetapi para orang besar tidak pikir begitu karena Abdul Aziz orang Mandailing.Maka dikembalikan beliau ke Selangor setelah kurang-lebih satu setengah tahun di Negerl Sembilan.
7
Sekembalinya di Selangor,kampung-halamannya ,ternyata nasibnya lebih baik .Beliau ditunjuk sebagai State Secretary/Setiausaha Kerajaan.Kemudian ditunjuk pula sebagai Acting Menteri Besar.Dua kali beliau merangkap status acting seperti dikatakan oleh N B P di pojok Old Boys'Jottings KHS Magazine 22/1954.Tetapi status itu tergeser apabila Baginda Yang Maha Mulia Baginda Sultan Selangor memilih Abdul Aziz menggantikan Sir Raja Uda sebagai Menteri Besar tanggal 24 August 1955.Bintangnya semakin bersinar setelah ikut Devonshire Course dengan sukses di Oxford selama setahun mulai tahun 1948.Memakai sepatu Raja Sir Uda adalah suatu tantangan besar dan bukan buat siapa saja yang biasa-biasa .Abdul Aziz adalah sosok luarbiasa. Pengangkatannya sebagai Menteri Besar Negeri Selangor yang berlipat ganda maju berbanding Negeri Sembilan memang begitulah sewajarnya.
8
Sesuai etika birokrat Malayan Civil Service,Abdul Aziz apolitik tetapi tetap nasionalistis seperti Abdul Aziz Ishak,"top of the class" seperti dia juga di Kuala Kangsar pada tahun 1930.Sebagai seorang nasionalis dan antikolonialis pula,Abdul Aziz Ishak menolak hidup sebagai birokrat dan beliau menggabungkan diri dengan gerakan antikolonialis yang berjuang untuk mencapai Kemerdekaan Malaya.Abdul Aziz bin Haji Abdul Majid,Menteri Besar Selangor ,pengganti Raja Sir Uda adalah birokrat sejati yang ikut terlibat dalam gerakan mencapai kemerdekaan tetapi dengan cara taklangsung.Berkat kepintarannya berbicara,berdiskusi dalam Bahasa Inggeris dan pengetahuannya berkenaan administrasi beserta sentimen promonarkinya,Baginda Raja-Raja Melayu berkenan memilih beliau sebagai salah seorang wakil Raja-Raja yang akan mewali kepentingan dan kedudukan Baginda dalam Negara Tanah Melayu Yang Merdeka nanti.
9
Pada awal tahun 1956 keluarga dan beberapa sanak-saudara yang lain telah bermalam di kediaman Menterl Besar Selangor di Prince's Road Kuala Lumpur sebab akan ikut menghantar Mamak ke Railway Station Kuala Lumpur pada besoknya.Beberapa anggota Misi Kemerdekaan dan keluarga mereka sudah menunggu di pelataran stesin.Encik Abdul Kadir Shamsuddin kelihatan berdiri di pelataran.Beliau merupakan Setiausaha kepada Perwakilan Baginda Raja-Raja Melayu yang akan ikut berangkat ke London .Kereta Api Tanah Melayu akan membawa Misi Kemerdekan ke Singapura dahulu sebelum diberangkatkan ke London.Gemuruh pekikan "Merdeka" dan kepalan tangan yang menusuk udara oleh kerumunan di pelataran stesen mengiring kereta api yang sedang bergerak perlahan-lahan membawa para penumpangnya "for a tryst with destiny"
10
Sekolah kami Kajang High Schooi merasa amat bangga dua orang alumninya yang terbilang berada dalam kereta api yang membawa anggota Merdeka Mission di perjalanannya menuju destinasi for a tryst wtth destiny itu.Encik Abdul Aziz,salah seorang wakil Baginda Raja-Raja dan Encik Abdul Kadir Shamsuddin yang merangkap Setiausaha Perwakilan Raja-Raja memainkan peran yang amat penting dalam perundingan-perundingan dengan pihak kolonial untuk merebut Kemerdekaan .Abdul Aziz alumnus 1920-an asuhan Guru Besar /Head Master Ng Seow Buck yang memperjuangkan agar kelas Overseas Senior Cambridge Examination dibuka untuk para murid Government English School Kajang yang kemudian dikenal sebagai Kajang High School.
Sementara itu Abdul Kadir Shamcuddin alumnus 1939-an dan asuhan Guru Besar C E Gate dan seingat saya merupakan satu-satunya Queen's Scholar dari Kajang High School pada tahun 1930-an.
Beliau pelajar yang brilyan.Setelah meraih ijazah ilmu hukum dari Negeri Inggeris,beliau ikut kuliah pula di Yale dan Harvard,Amerika Serikat menekuni ilmu administrasi negara.Meningkat karirnya dan menjelang Kemerdekaan beliau merupakan Seiausaha Pertahanan.Dalam perundingan Perjanjian Pertahanan dengan pemerintah Inggeris beliau diangkat sebagai salah seorang dari anggota team ahli perunding yang mewakili Persekutuan Tanah Melayu di samping Abdul Aziz yang sudah barang tentu memperoleh input yang vital dari Setiausaha Pertahanan,mantan rekan sekolah Abdul Aziz di Kajang High School.
11
Justru jasa dan kepintaran dan kepakarannya ,Abdul Aziz meraih posisi tertinggi pada trajektori karirnya apabila menerima pengangkatan sebagai Permanent Secretary Prime Minister's Department yang dalam masa kolonial disebut sebagai Chief Secretary dan merupakam monopoli birokrat kolonialis Inggeris.
Penghormatan dan penghargaan buat pegawai tertinggi ini beruntun datangnya dari dalam dan luarnegeri.DYMM Yang Di-Pertuan Agong menganugerahinya titel Tun saat diangkat sebagai Yang Di-Pertua /Gubernur@Gabnor Negeri Melaka.Terdahulu Baginda Sultan Selangor berkenan menganugerahinya bintang P J K .Beliau mendapat penghargaan pula dari Ratu Elizabeth dari Inggeris yang menganugerahinya titel C B E(Commander Of The British Empire).Universti Malaya turut menghargai jasa dan sumbangan beliau kepada Nusa dan Bangsa dengan penganugerahan Doctor Honoris Causa.
12
Maka di ujung trajectory karirnya yang dimulai tahun 1927 sebagai guru muda di alma mater-nya( Government English School Kajang/ Kajang High School) dan seketika sebagai petugas bawahan di District Office Hulu Langat ,mamak diangkat sebagai Yang Dipertua Negeri di Negeri Melaka.
Mamak Ajis(sapaan yang lain Pakcik Ajis) tutup usia saat masih dalam masa jabatannya sebagai Gubernur Negeri Melaka pada tahun 1975. Keluarga yang ditinggalkannya minta beliau dikebumikan di Kajang,kampung kelahirannya atas alasan mudah menjenguk atau menziarahi pusaranya .Jenazahnya diberangkatan ke Kajang oleh Kerajaan Melaka dan di bawa dulu ke rumahnya yang biasa-biasa saja beralamat No 11 Sentosa ,Reko Road,Kajang dan disemayamkan di situ agar "koum"-nya,teman-teman sepermainan dan masyarakat setempat berkesempatan memberikan penghormatan dan menatap wajahnya pada kali terakhir sebelum dikebumikan.
Diiringi upacara pengkebumian resmi,Tun Dr Hj Abdul Majid Lubis diturunkan ke liang peristirahatan di bawah pepohon rindang-rimbun,dikelilingi pusara ayah bundanya dan "koum" yang telah mendahuluinya.
13
Mamak kami itu memang telah berperan penting dalam bidang adminitrasi dan perundingan politik dan pertahanan negara menjelang Kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu.Barangkali semuanya akan tercatat dalam naratif sejarah kita dan akan dibaca oleh generasi yang akan datang.Mungkin juga peristiwa-peristiwa penting dan historis dalam hidupnya yang menyangkut sejarah negara akan merupakan sebagai foot-note saja pada buku sejarah.
Momen-momen historis dan yang tak terlupakan dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya akan tertampung dalam sebuah memoar atau autobiografinya.Sayangnya setahu saya tidak ada almahum menuliskannya ataupun menerbitkannya.Beliau amat berbakat dalam penulisan.Penguasaan Bahasa lnggerisnya baik sekali dan senang sekali beliau menuliskan entri dalam jurnal pribadinya atau buku harian.Beliau juga senang berkorespondensi sama teman-teman dan juga sama anak-anaknya yang belajar di Malay College Kuala kangsar.Semuanya tertulis dalam Bahasa inggeris yang amat bagus.Terkecuali surat udara yang dilayangkannya dari Waikiki,Hawaii kepada adiknya,Ibrahim,bapak saya yang pada waktu itu sedang berangsur-angsur pulih dari kondisi hipertensi.Surat itu tertulis dengan ejaan Jawi.Obat hati buat adik dari seorang saudara tua yang peduli !
Saya tahu benar mengenai jurnal yang ditulis mamak/pakcik.Anak-anaknya dan terkadang keponakannya seperti saya keseringan dimintanya memicit-micit kakinya sambil beliau berbaring.Pada saat yang demikian itu beliau akan menghibur kami dengan membuka cerita-cerita fabel Barat atau dari cerita-cerita Shakespear seperti Merchant of Venice.Pada suatu kali saya melihat beliau mengeluarkan sebuah jurnal dari brief-case dan membacakan isinya yang mengenai peristiwa-peritiwa kekeluargaan seperti berita gembira dan berita duka .Beliau juga mencatat berbagai-bagai pengalamannya sewaktu bertugas di Pahang (Kuala Lipis )di Perak (Grik dan Telok Anson) ,Negeri Sembilan ( Jelebu dan Kuala Pilah ) dan Selangor ( Kuala Selangor,Kuala Kubu,Kajang dan Kuala Lumpur ).
14
Kegemaran Mamak Ajis mengarang dan penguasaan Bahasa Inggeris yang amat baik tidak luput dari pemerhatian Guru Besar,Mr Ng Seow Buck yang terkenal pula ketrampilannya berbahasa Inggeris ketika di bangku sekolah .Pastinya beliau menyarankan kepada mamak menulis apa saja setiap hari di buku catatan agar menjadi kebiasaan.Dicontohkannya Samuel Pepys penulis yang menjadi terkenal lantaran seringkali mencatat dan merekam kehidupan keseharian masyarakat di Inggeris dalam abad 18 dahulu.
Dorongan yang datangnya daripada Guru Besar yang berwibawa dan berpengetahuan luas itu pastinya menumbuhkan minat menulis yang lebih mendalam di diri mamak.Maka tidak mengherankan beliau menulis jurnalnya secara rutin sewaktu ada waktu senggang pada sesudah makan malam.Seandainya masih tersimpan ,jurnal itu merupakan dokumen penting kepada siapa saja dari kalangan anak-cucunya yang berhasrat menuliskan biografi mamak.Seperti telah dipernyatakan mamak tidak ketahuan menulis memoarnya lantaran sibuk dan tak punya waktu.Mungkin saja mamak tidak mahu sesiapapun yang akan tahu latarbelakangnya sebagai anak imigran Mandailing yang pada waktu itu merupakan kendala kepada ambisi profesional dan sosialnya berintegrasi dengan masyarakat Melayu.
15
Setelah kalah dalam Perang Kolang orang Mandailing yang memihak Raja Mahadi dianggap musuh besar yang harus ditembak dan disita harta-benda mereka sesuai dengan dekrit yang dipikulkan kepada Tengku Kudin oleh Sultan Selangor sewaktu perang berkecamuk.( 25 August 1870 -khoo Kay Kim 1972/1975) .Setelah habis perang, Raja Asal yang amat ditakuti oleh angkatan Selangor terpaksa mengevakuasi kombatan Mandailing bersama-sama keluarga mereka ke Negeri Perak.Orang Mandailing yang lain di Selangor meluruhkan identitas etnik mereka( bahasa,marga dan nama yang spesifik Mandailing) agar terhindar dari "genosida" dan kemudian membaur dengan masyarakat setempat dan masuk Melayu.Faktor dan prasangka anti-Mandailing yang demikian ini dan yang masih berleluasa sampai pada awal abad 20 yang pada logisnya merupakan sebab-musabab mamak menyelubungi asal-muasalnya.Pastinya hal tersebut akan terkuak juga dalam menuliskan sesuatu memoar atau autobiografi oleh beliau sendiri ataupun oleh orang lain.
16
Terserah kepada anak-cucunya untuk menuliskan memoar "ompung",kakek atau datuk mereka agar latarbelakang mamak sebagai anak imigran Mandailing yang membesar di kampung,persepsi dan tanggapannya sebagai seorang pegawai pemeritah mengenai skenario sosial-politik yang dihadapinya dalam masa tugas di pelbagai daerah di FMS ( Melayu Bersekutu),momen-momen historis dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya,perannya dalam berbagai-bagai perundingan dengan pihak penjajah untuk mencapai Kemerdekaan tanah tumpah darahnya semua ini tidak dibawa ke liang kubur bersama-sama jasadnya.Mereka mampu menghasilkan biografi yang demikian itu untuk tatapan anak cucu dan generasi yang akan menyusul.Penulisan adalah darah daging mereka.Dalam pojok mereka di suratkabar mereka menganalisis isu-isu politik,ekonomi,sosial dan kehidupan sosialita dan elit politik dan sosial.Mereka menulis "excellent English". Ompung mereka ternyata tidak sanggup mengolah autobiografinya lantaran kendala-kendala yang dihadapinya.Dan mamak pernah mengeluh dalam suatu pesan tertulis termuat dalam Buku Tahunan alma mater nya (KHS MAG 1952):
" I am no scholar and no whale can become one "
No comments:
Post a Comment